Dituding Terkait Gulen, SBBS Semarang: Ini Menyakitkan

Dituding Terkait Gulen, SBBS Semarang: Ini Menyakitkan

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Jumat, 29 Jul 2016 17:08 WIB
Foto: Sekolah Semesta Bilingual Boarding School di Kota Semarang (Angling/detikcom)
Semarang - Sekolah Semesta Bilingual Boarding School di Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi salah satu sekolah yang dituding Kedubes Turki terkait dengan Fethullah Gulen Terrorist Organisation (FETO). Pihak sekolah pun sakit hati merasa difitnah dan akan melayangkan nota keberatan.

Kepala SMA Semesta, Moh Haris mengatakan sekolah yang berdiri sejak tahun 1990 itu berada di bawah yayasan Al Firdaus yang merupakan yayasan lokal.

"Jadi ini tuduhan berlebihan dari Turki melalui kedutaan. Maka kami selaku sekolah yang di bawah yayasan Al Firdaus, ini yayasan lokal, yang sudah berdiri sejak tahun 1990, saya kira sangat keberatan," kata Moh Haris di Semesta Bilingual Boarding School, Gunungpati, Semarang, Jumat (29/7/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, sekolah yang dipimpinnya itu memang memiliki sejarah kerjasama dengan Pacific Nations Social and Economic Development Association (PASIAD) yang menaungi sekolah-sekolah Turki di Indonesia, namun tidak langsung di bawah Fethullah Gulen.

Kerja sama dengan PASIAD sudah tidak lagi terjalin sejak tahun 2015 lalu. Pihak sekolahan juga bekerja sama dengan lembaga akademis luar negeri untuk proses pendidikan.

"Dengan PASIAD tidak lagi kerja sama, per tahun 2015," tegasnya.

Moh Haris mengaku tuduhan yang diberikan itu sangat menyakitkan. Tidak hanya pihak sekolah, para orang tua siswa juga merasa terganggu. Menurutnya pihak sekolah sudah mencetak siswa-siswa berprestasi dan jelas menjauhkan dari aksi terorisme.

"Ini menyakitkan, ya. Kami sebagai lembaga pendidikan, menyakitkan bagi anak-anak, orang tua yang menitipkan juga," tandasnya.

Oleh sebab itu, nota keberatan akan dilayangkan ke kedutaan besar Turki melalui Kementerian Luar Negeri sekaligus meminta petunjuk karena menyangkut dua negara.

"Besok akan ke Jakarta bahas nota keberatan. Kami juga akan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan yang pak menterinya baru," jelas Moh Haris. (alg/hri)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads