Kepala SMA Semesta, Moh Haris mengatakan sekolah yang berdiri sejak tahun 1990 itu berada di bawah yayasan Al Firdaus yang merupakan yayasan lokal.
"Jadi ini tuduhan berlebihan dari Turki melalui kedutaan. Maka kami selaku sekolah yang di bawah yayasan Al Firdaus, ini yayasan lokal, yang sudah berdiri sejak tahun 1990, saya kira sangat keberatan," kata Moh Haris di Semesta Bilingual Boarding School, Gunungpati, Semarang, Jumat (29/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerja sama dengan PASIAD sudah tidak lagi terjalin sejak tahun 2015 lalu. Pihak sekolahan juga bekerja sama dengan lembaga akademis luar negeri untuk proses pendidikan.
"Dengan PASIAD tidak lagi kerja sama, per tahun 2015," tegasnya.
Moh Haris mengaku tuduhan yang diberikan itu sangat menyakitkan. Tidak hanya pihak sekolah, para orang tua siswa juga merasa terganggu. Menurutnya pihak sekolah sudah mencetak siswa-siswa berprestasi dan jelas menjauhkan dari aksi terorisme.
"Ini menyakitkan, ya. Kami sebagai lembaga pendidikan, menyakitkan bagi anak-anak, orang tua yang menitipkan juga," tandasnya.
Oleh sebab itu, nota keberatan akan dilayangkan ke kedutaan besar Turki melalui Kementerian Luar Negeri sekaligus meminta petunjuk karena menyangkut dua negara.
"Besok akan ke Jakarta bahas nota keberatan. Kami juga akan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan yang pak menterinya baru," jelas Moh Haris. (alg/hri)