"Itu namanya politik menyalip di tikungan. Pak Jokowi kan kader PDIP. Sementara kita kan tahu bahwa Golkar ini kan dua terakhir banyak masalahnya, mereka melihat Jokowi begini punya prestasi baru mau dulu-duluan. Kita kan dulu tahu, kodok di istana Bogor pun tahu kalau Golkar kan dukung Prabowo (Pilpres 2014)," kata Ruhut saat dihubungi, Jumat (29/7/2016).
Ruhut menambahkan, Golkar di tengah kondisi yang baru pulih dari konflik, melihat Jokowi sebagai sosok yang bisa mengangkat kembali citra mereka. Lagipula, kata Ruhut, Golkar belum punya sosok yang bisa "dijual" ke masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ruhut mengaku ragu, apakah sikap Golkar ini akan konsisten sampai 2019 nanti. "Nah nanti kita lihat saja ke depan, jangan tiba tiba nanti menggunting dalam lipatan," ucapnya.
Sebelumnya, Partai Golkar semakin percaya diri setelah menyatakan diri mendukung pemerintah. Target dalam Pilkada dan Pemilu 2019 pun sudah ditetapkan.
"Target pemenangan Pilkada 2017 dan 2019 60 persen sementara target Pileg 2019 adalab 120 kursi di DPR. Kami optimistis target tercapai," kata Ketum Golkar Setya Novanto saat penutupan rapimnas di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/7/2016).
Saat ini, Golkar punya 91 kursi di DPR. Ada alasan tersendiri mengapa Novanto yakin target itu bisa tercapai. Dia menyebut, elektabilitas Golkar sudah naik dalam 2 bulan jabatannya sebagai ketum. (wsn/imk)











































