PDIP: Terlalu Dini, Keputusan Golkar Dukung Jokowi di 2019 Bisa Berubah

Jokowi Capres Golkar

PDIP: Terlalu Dini, Keputusan Golkar Dukung Jokowi di 2019 Bisa Berubah

Wisnu Prasetiyo - detikNews
Jumat, 29 Jul 2016 14:42 WIB
Ahmad Basarah (Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto/detikcom)
Jakarta - Wasekjen PDIP Ahmad Basarah menilai keputusan Golkar untuk mendeklarasikan dukungannya untuk Pilpres 2019 merupakan keputusan yang terlalu dini. Mengapa demikian?

"Bagi PDIP urusan pencalonan Pilpres 2019 kami nilai masih terlalu pagi untuk membahas apalagi memutuskan pasangan Capres/Cawapresnya karena saat ini adalah masa di mana pemerintahan Jokowi/JK masih harus bekerja membuktikan janji-janji politiknya kepada rakyat," jelas Ahmad Basarah kepada wartawan, Jumat (29/7/2016).

"Presiden Jokowi saja baru memperbaharui personil kabinetnya, hal itu menandakan bahwa Jokowi belum merasa puas dengan kinerja kabinetnya selama hampir dua tahun ini. Oleh karena itu mari kita berikan dulu kesempatan Joko Widodo untuk bekerja, bekerja dan bekerja," sambung dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Ia tetap menghormati juridiksi politik setiap parpol untuk memutuskan kebijakan dan langkah politik masing parpol. Ia mengaku tersanjung dengan dukungan tersebut.

"PDIP tentu mengucapkan terima kasih atas dukungan Golkar terhadap Joko Widodo karena hal itu bisa menjadi indikator bahwa parpol sebesar Golkar saat ini telah mengakui keunggulan dan keberhasilan proses kaderisasi di internal PDIP krn Joko Widodo adalah kader dan tokoh politik yang dibesarkan dari rahim politik PDIP," paparnya.

Ia memandang perjalanan untuk menuju Pilpres 2019 masih jauh, segala kemungkinan masih bisa terjadi. Tak menutup kemungkinan Golkar akan mengubah keputusannya tersebut.

"Meskipun saya percaya bahwa memang seperti inilah kehidupan dunia politik. Sehingga kami memahami walaupun pencalonan Jokowi sebagai Capres 2019 sudah menjadi keputusan resmi Namun karena Pilpres masih tiga tahun lagi tentu akan banyak dinamika politik yang masih akan terjadi," jelasnya.

"Keputusan Golkar tentu masih sangat mungkin berubah seiring dengan dinamika politik dan kepentingan Golkar pada kurun waktu tiga tahun ke depan," imbuhnya. (imk/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads