Kepala Sekolah SMP dan SMA Pribadi Bilingual School, Ahmad Fauzi, mengakui pernah bekerja sama dengan negara Turki. Bahkan, berkembangnya Pribadi Bilingual School menurutnya tidak lepas dari peran sejumlah pihak dari Turki.
"Sekolah ini secara formal di bawah yayasan Yenbu Indonesia. Yayasan kemudian bekerja sama dengan pihak-pihak dari Turki yang bergerak di bidang pendidikan. Jadi mereka berpengalaman mendirikan sekolah," kata Fauzi kepada wartawan di ruang kerjanya, Jalan PH Mustofa, Kota Bandung, Jumat (29/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dibilang kaitannya sudah tidak ada. Karena sekarang kita di bawah yayasan pribadi bandung. MoU dengan Turki sudah selesai sejak 2014 lalu," ucap Fauzi.
![]() |
Selama beroperasi di Kota Bandung, sambung Fauzi, pihaknya juga bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan resmi di Indonesia. Karena itu, segala kegiatan pendidikan yang berjalan juga diketahui pemerintah.
(Baca juga: Kedutaan Turki Minta Sekolah-sekolah Terkait Gulen di Indonesia Ditutup)
Menurutnya tudingan pihak Kedubes Turki untuk Indonesia sangat tidak mendasar. Pihaknya sangat merasa dirugikan dengan pernyataan tersebut, apalagi dikaitkan dengan jaringan teroris di Turki.
"Kalau tudingan teroris itu kami tolak dan kami tidak benarkan. Yang diajarkan kami itu bidang akademis, nasionalisme itu ke bangsa kita. Membangun rasa toleransi yang tinggi karena siswanya tidak hanya satu agama saja," ujarnya.
Fauzi mengaku belum menerima surat edaran terkait kabar penutupan sekolah-sekolah yang dianggap berkaitan dengan jaringan teroris tersebut. Namun, pihaknya yakin hal itu tidak akan terjadi terhadap sekolahnya.
"Kita di bawah yayasan pribadi bandung. Yayasan dari orang indonesia, pimpinan orang indonesi tidak ada kaitan dengan non pemerintahan turki apapun. Kita juga berhubungan baik dengan pemerintah jadi sangat tidak mungkin ada penutupan," tutur Fauzi. (bbn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini