Di monumen yang terletak di Dusun Ngoto, Desa Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Bantul ini, dimakamkan dua jasad pahlawan nasional yakni Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh yang gugur pada 29 Juli 1947
Foto: Sukma IP/detikcom |
Prosesi ziarah nasional diikuti pejabat TNI Angkatan Udara Mabes AU, wisudawan Purnapati, keluarga pahlawan, anggota Persatuan Purnawirawan Angkatan Udara, PIA Ardhya Garini serta anggota TNI AU baik dari Lanud Adisutjipto maupun Akademi Angkatan Udara serta Siswa Sekolah Penerbang dan Taruna/Taruni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Sukma IP/detikcom |
Selanjutnya sebanyak 100 paket sembako dibagikan kepada masyarakat kurang mampu yang tinggal di sekitar Monumen Perjuangan TNI AU di Ngoto.
Kedua pahlawan merupakan pendahulu TNI AU yang gugur pada peristiwa ditembakjatuhnya pesawat Dakota VT-CLA di Desa Ngoto sesaat setelah ditembak pesawat P-40 Kitty Hawk Belanda pada tanggal 29 Juli 1947. Pesawat Dakota VT-CLA terbang dari Singapura menuju Pangkalan Udara Maguwo dengan membawa bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaya untuk Palang Merah Indonesia.
"Yang dibawa (kedua pahlawan saat itu) adalah obat-obatan, ini kan sosial dan ditembak jatuh di sini. Makanya dibuat monumen sini," kata Agus kepada wartawan.
Foto: Sukma IP/detikcom |
Selain dilaksanakan ziarah di Ngoto, pada malam yang sama juga akan dilaksanakan Tirakatan di Monumen Ngoto, dan Sambung Rasa di AAU. Selanjutnya, besok Jumat (29/7) dini hari tepatnya pukul 04.00 WIB akan dilaksanakan acara napak tilas pengeboman 3 kota Semarang, Ambarawa dan Salatiga.
Upacara militer peringatan ke-69 Hari Bakti TNI AU menjadi puncak acara yang digelar di Lapangan Dirgantara AAU, dilanjutkan Wisuda Purnapati di Gedung Handrawina AAU. (sip/trw)












































Foto: Sukma IP/detikcom
Foto: Sukma IP/detikcom
Foto: Sukma IP/detikcom