"Kalaupun dulu Ahok seakan menolak jalur parpol dan kemudian Ahok memutuskan jalur parpol, itu bukan menunjukan inkonsistensi, tapi justru menunjukan bahwa Ahok pun tidak egois, dan dia mau mendengarkan saran yang lain," kata Tim Pemenangan Pilkada Hanura, Dadang Rusdiana saat dihubungi, Kamis (28/7/2016).
Dadang menuturkan bahwa keputusan Ahok ini sudah mempertimbangkan saran dari berbagai pihak, termasuk Teman Ahok. Salah satunya adalah soal sulitnya verifikasi jalur independen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanura mengutamakan kepentingan besar untuk menata Jakarta lewat tangan Ahok. Oleh sebab itu, yang terpenting adalah bagaimana Ahok bisa maju di Pilgub DKI.
"Jadi yang penting Ahok bisa mencalonkan dan jadi gubernur, tidak kemudian berdebat dalam hal-hal yang tidak perlu, seperti jalur mana yang dipilih, perorangan atau parpol? Padahal jalur parpol sudah sedemikian rupa memberikan kemudahan," papar Dadang.
'Deklarasi' dipilihnya jalur parpol disampaikan Ahok saat halalbihalal bersama Teman Ahok dan sejumlah elite parpol pendukung, Rabu (27/7). Saat ini sudah ada 3 parpol yang siap memenangkan Ahok yakni NasDem, Hanura dan Golkar.
Politikus Gerindra Habiburokhman, yang pernah janji loncat dari Monas bila dukungan KTP untuk Ahok cukup untuk Pilgub, menyebut Ahok mencla-mencle karena sekarang memilih jalur parpol. Ahok sebelumnya berniat maju di jalur independen dan sudah lebih dari sejuta KTP terkumpul.
"Seharusnya dalam berpolitik tidak mencla mencle, bulan maret sudah putuskan independen dengan Heru, bulan Juni umumkan sudah terkumpul satu juta KTP, bulan Juli malah umumkan maju lewat jalur parpol. Sikap inkonsisten Ahok tersebut dicontoh dan dipraktekkan juga oleh pendukungnnya yang katanya anak-anak muda idealis," tulis Politikus Gerindra Habibburokhman dalam pesan singkatnya, Rabu (27/7/2016). (imk/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini