"Belum ada jaminan juga akan lebih kuat bila didukung partai politik. Naik turunnya dukungan ditentukan oleh kinerjanya, ditentukan oleh karakter dan siapa lawan yang muncul. Faktor itu lebih kuat pengaruhnya dibandingkan dukungan partai," kata peneliti The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes saat dihubungi detikcom, Rabu (27/7/2016).
Pilihan Ahok ini menurutnya bisa membuat kebingungan publik. Sebab Ahok sebelumnya sudah menyatakan maju lewat independen hingga para relawannya berhasil mengumpulkan 1 juta KTP dukungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan lihat apakah tuah Ahok akan manjur atau tidak," tutupnya.
Keputusan Ahok memilih parpol untuk maju Pilgub mendapat respons positif dari PDIP. Partai ini dari awal memang menolak mendukung bakal calon independen.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya menghormati keputusan Ahok karena setiap orang menurutnya memiliki kedaulatan untuk memilih.
"Ya kita hormati bila begitu keputusannya, setiap orang kan punya kedaulatan untuk memilih. Kita hormati keputusan Pak Ahok ketika memilih jalur perseorangan dan sekarang ketika memilih jalur parpol, ya kami hormati pilihan tersebut," kata Hasto.
Tapi soal dukungan PDIP di Pilgub, Hasto menyebut partainya masih mencermati dinamika politik.
"Pernyataan itu apakah sikap Pak Ahok pribadi ataukah bersama Pak Heru (sebagai cawagub). Ketika Pak Ahok secara pribadi kemudian sebagai calon gubernur tentu saja opsi untuk mencalonkan itu kami amati dari kehendak rakyat," kata Hasto.
(rni/fdn)