"Pada malam hari ini kami sengaja ingin memberikan penjelasan masyarakat sehubungan dengan satu konspirasi yang ingin merusak citra partai Golkar terkait dengan agenda Rapimnas. Saya merasa konspirasi itu kemana- mana melalui penyebaran spanduk seolah-olah rapimnas itu sudah membicarakan Wapres," papar Idrus usai Rapimnas hari pertama di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (27/7/2016).
Idrus menjelaskan, agenda Rapimnas adalah tindaklanjut dalam rangka mempersiapkan pemilu 2019. Dia menyebut, komunikasi yang dibangun sejauh ini belum ada penentuan calon wakil presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spanduk tersebut menurut Idrus merupakan bentuk dari upaya merusak citra partai Golkar di mata publik.
"Langkah itu di luar tanggung jawab kami dan itu bukan merupakan kebijakan partai Golkar. Saya punya keyakinan langkah itu hanya merusak hubungan Golkar dengan partai lain termasuk internal partai Golkar. Langkah itu tidak benar langkah itu tidak sesuai dan substansinya," ujarnya.
"Yang pasti cara cara ini tidak hanya tidak etis tapi tidak bermoral tapi cara berpolitik yang tidak bermartabat. Jumlahnya ada 120 yang telah disita dan lebih banyak yang di Istana," sambung dia.
Sebelumnya, di arena rapimnas memang berjejer ucapan selamat dari banyak pihak dalam berbagai bentuk. Yang paling menarik adalah ucapan selamat dalam bentuk spanduk yang datang dari ketua organisasi sayap Golkar AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar) dan MKGR (Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong).
Dalam spanduk tersebut tertulis ucapan 'Selamat atas terselenggaranya Rapimnas I Partai Golkar untuk memutuskan BPK Ir Joko Widodo dan Bapak Setya Novanto sebagai capres dan cawapres partai Golkar pada pemilihan presiden 2019'. (fdn/fdn)











































