"Keamanan ada yang hardware nah keamanan kita sudah sangat advanced, sudah tingkat tinggi," kata Dirut AP II Budi Karya Sumadi kepada detikcom di Terminal T3 Ultimate, Tangerang, Selasa (26/07/2016).
Budi mengatakan bahwa di bagian pemeriksaan maupun bagasi diberikan pengawasan lebih ketat dan pengamanan maksimal dengan teknologi canggih. "Jadi baggage system kita bisa menangkap bom jadi nggak hanya men-detect tapi nangkep bom dan CCTV bisa mengidentifikasi DPO, ini teknologi tinggi," kata Budi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siap grak!" ucapnya.
Dalam kesempatan sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Ditjen Bea dan Cukai Soekarno Hatta Erwin Situmorang pernah menerangkan bahwa ada alat pendeteksi wajah di terminal 3 Ultimate. Rekam jejak orang tersebut pun bisa diketahui.
Menko Maritim Rizal Ramli juga menyambut baik dengan diterapkannya teknologi ini. Melalui teknologi pendeteksi wajah, data pribadi WNA yang mencurigakan dapat bisa lebih diawasi sehingga kejadian-kejadian yang tidak diinginkan pun dapat dihindari. Dengan teknologi yang akan diterapkan, identitas penumpang yang nantinya akan melakukan perjalanannya dapat diketahui 3 hari sebelum keberangkatan. Fasilitas keamanan lewat monitoring identitas penumpang juga terbilang baru di Indonesia.
"Di Terminal 3 Ultimate ada sistem komputer surveillance, manusia maupun barang yang canggih, jadi penumpang sebelum ke sini sudah diketahui identitasnya 72 jam sebelumnya. Beli tiketnya pakai credit card, tujuannya ke mana, siapa, sama siapa," jelas Menko Kemaritiman, Rizal Ramli saat mengunjungi Terminal 3 Ultimate, Tangerang, Jumat (24/6/2016).
Tidak hanya identitas penumpang saja, barang bawaan penumpang juga akan dicek terlebih dahulu isinya melalui sistem komputer. Lewat teknologi barcode system yang meminimalkan keterlibatan orang, barang bawaan penumpang lebih aman dan lebih cepat sampai di area pengambilan bagasi.
"Selama ini pakai satu atau dua porter, kalau ini otomatis melalui barcode system. Kecepatan lebih cepat dan keamanan lebih aman untuk menghindari kontak dengan manusia. Less people untuk pengelolaan bagasi," jelas Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Angkasa Pura II, Faiq Fahmi.
Melalui sistem ini, barang bawaan penumpang yang rawan menimbulkan ledakan juga lebih mudah terdeteksi. "Sistem ini bisa mengidentifikasi kalau ada penumpang yang bawa bom bisa terdeteksi langsung," ujar Faiq. (mad/mad)











































