Suryana Merangkak dari Bawah: Awalnya Penyapu Jalan, Kini Direktur Bank Sampah

Suryana Merangkak dari Bawah: Awalnya Penyapu Jalan, Kini Direktur Bank Sampah

Nur Khafifah - detikNews
Selasa, 26 Jul 2016 16:04 WIB
Suryana (berjilbab hitam) dan pengelola bank sampah (Foto: Nur Khafifah/detikcom)
Pangkalpinang - Obrolan di ruang tamu Bank Sampah Papin Pangkalpinang siang itu terdengar begitu renyah. Empat orang pegawai Bank Papin terlihat sedang berdiskusi santai, namun serius. Mereka duduk di atas bangku bekas ban truk yang dicat warna hijau cerah.

"Ini Ibu Suryana, Direktur Bank Sampah Papin," kata Kadis Kebersihan Kota Pangkalpinang Iwansyah memperkenalkan perempuan berkerudung biru tua kepada detikcom saat berkunjung ke Bank Sampah Papin, Jl Basuki Rahmat, Pangkalpinang, Babel, Sabtu (23/7/2016) lalu.

Mereka sedang membahas rencana sosialisasi pengelolaan sampah ke beberapa sekolah dan lembaga di Pangkalpinang. Bank Sampah Papin memang sedang giat-giatnya mencari nasabah. Mereka mempunyai mimpi besar, suatu hari para pengepul sampah di Pangkalpinang bergantung ke Bank Papin. Sehingga bank ini mampu menjual cacahan sampah ke pabrik-pabrik di Jakarta dengan pasokan yang konsisten.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto: Nur Khafifah/detikcom

Namun siapa sangka, Suryana, pimpinan tertinggi Bank Papin yang visioner ini dahulu adalah pekerja harian lepas (PHL). Suryana memulai karier dari bawah, sebagai penyapu taman dan jalan sejak tahun 2004.

"Kami (saya) dulu, PNS ndak jadi tujuan. Kerja jalani aja seperti air mengalir. Niatnya hanya bantu suami cari uang. Suami hanya tukang servis," kata Suryana.

Namun penghasilan sebagai PHL kala itu jauh dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Suryana juga bekerja serabutan lainnya seperti menyeterika dan mencuci baju tetangga. Apapun dilakukannya demi sesuap nasi.

Foto: Nur Khafifah/detikcom

Hingga akhirnya setelah 6 tahun bekerja sebagai penyapu tempat umum, dia menerima surat dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Pangkalpinang untuk mengirimkan ijazah terakhir. Dia dan 22 orang temannya akan diajukan menjadi PNS di Dinas Kebersihan Kota Pangkalpinang. Namun prosesnya ternyata lama, hingga Suryana tak terlalu berharap lagi untuk menjadi PNS.

"Kami pikir kayaknya ndak mungkin (jadi PNS). Pertama karena umur (sudah tidak memenuhi syarat), kedua karena latar belakang kami kan tukang sapu. Biasanya latar belakang yang mau jadi PNS kan orang kantoran," kisahnya.

Namun ternyata pada tahun 2013 atau setelah 9 tahun masa pengabdian, akhirnya SK PNS Suryana turun. Dia dan keluarganya bahagia bukan kepalang.

"Bukan senang lagi. Orang tua yang tadinya ndak main jadi main ke rumah tetangga untuk kasih tahu anaknya sekarang jadi PNS. Sampai heboh di kampung kami," katanya sambil tertawa renyah.

Foto: Nur Khafifah/detikcom

Meski begitu, Suryana sempat berkecil hati. Karena meski sudah menjadi PNS, dia masih menyapu jalanan. Bahkan saat teman-temannya sudah ditarik ke kantor-kantor kelurahan, ibu tiga anak ini masih bertugas sebagai penyapu jalan.

"Jadi di lapangan tinggal ku sendiri. Ya sedih, tapi ya sabarlah," ucap perempuan yang tinggal di Kampung Tua Tunu ini.

Hingga akhirnya pada Januari 2015 Suryana dipanggil ke kantor Dinas Kebersihan. Dia akhirnya ditempatkan di kantor untuk membantu di ruang kebersihan. Sebulan kemudian, kesabarannya pun berbuah manis. Suryana dipindahkan ke Bagian Sarana dan Prasarana. Tak lama kemudian dia dipercaya sebagai Direktur Bank Papin, satu-satunya bank yang mengelola sampah di Pangkalpinang.

"Alhamdulillah. Kami juga ndak percaya. Ini juga sambil belajar dengan kawan-kawan lainnya," ucapnya.

Foto: Nur Khafifah/detikcom

Bagi Suryana, yang paling penting dalam bekerja adalah ikhlas. Jika sudah ikhlas, pekerjaan apapun dapat terselesaikan dengan baik. Hasilnya, kebaikan-kebaikan lainnya juga akan mengikuti.

"Dulu kami belum dapat PNS, cari uang sejuta aja berat bukan main. Sekarang alhamdulillah, kebutuhan sehari-hari dan sekolah anak tercukupi. Yang penting ikhlas," tuturnya mengakhiri perbincangan. (kff/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads