Polisi Korek Informasi Penting dari Delima, Istri Santoso

Polisi Korek Informasi Penting dari Delima, Istri Santoso

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Selasa, 26 Jul 2016 14:35 WIB
Foto: Foto: Istimewa
Jakarta - Satgas Tinombala telah mengorek informasi dari Jumiatun Muslimayatun alias Delima, yang merupakan istri dari Santoso. Hasil yang didapat dari Delima sangat signifikan untuk dilakukan pengembangan terhadap anggota kelompok Santoso lainnya.

"Ketika awal dihadapkan penyidik dan satgas di lapangan itu sudah terjadi proses komunikasi. Jadi cukup bagus keterangannya, sangat bermanfaat untuk proses pengembangan," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Boy Rafli di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (25/7/2016).

Boy menjelaskan Delima sudah bisa berkomunikasi normal. Namun untuk pemeriksaan secara formal pihaknya menunggu kondisi kesehatannya pulih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam konteks formal dan pemeriksaan BAP secara bertahap akan dilaksanakan pemeriksaan oleh penyidik kita yang tergabung dalam operasi satgas Tinombala," bebernya.

Akibat perbuatannya lanjut Boy, istri bidadari Santoso selama di hutan itu, bisa dikenakan UU Terorisme No 15 Tahun 2003. Lantaran Jumiatun mengetahui perbuatan suaminya namun tidak mau bekerja sama dengan penegak hukum.

"Itu dapat dipersangkakan apalagi berikan bantuan tindakan fisik, suport tindakan fisik secara bersama-sama tentu nanti penyidik akan secara proporsional penerapan pasal kepada yang bersangkutan. Jadi tidak dilebihkan atau dikurang di mana peran dari saudari Jumiatun dalam kegiatan bersama-sama Santoso," pungkasnya.

Sebelumnya istri Komandan Mujahidin Indonesia Timur Santoso alias Abu Wardah, Jumiatun alias Umi Delima berhasil melarikan diri saat baku tembak dengan Satuan Tugas Tinombala gabungan TNI-Polri pada Senin (18/7/2016) pekan lalu. Dalam baku tembak yang terjadi di Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah itu Santoso dan salah satu anak buahnya Muhtar tewas.

Jumiatun sendiri setelah melihat suaminya tewas langsung melarikan diri. Dia melarikan diri setelah mengambil senjata SS2 yang dipegang oleh Santoso.

"Jumiatun berlari ke arah bukit yang penuh rumput lebat dan tinggi," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto dalam keterangan tertulisnya Senin (25/7). (edo/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads