"Yang sudah mereka lakukan adalah kejahatan luar biasa terhadap anak-anak, karena itu pemerintah akan melakukan tindakan sampai tuntas, apa lagi masalah ini dari 2003 sampai sekarang. Ke depannya kalau ada laporan peredaran vaksin palsu bisa diatasi dengan baik," ucap Puan di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (26/7/2016).
Dalam kesempatan yang sama, Sekjen Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Yanuarso menjelaskan dampak dari vaksin palsu baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Menurutnya meski terpapar vaksin palsu tidak akan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Pripim memang kasus ini sangat membuat orang tua khawatir. Namun untuk membuktikan apakah sang anak terdampak vaksin palsu dapat dilihat melalui pemantauan tumbuh kembang sang anak.
"Jadi pembuktiannya harus terbalik, jangan diposisikan semua yang terkena vaksin palsu itu sakit, tapi yang perlu dilakukan perlu melihat tumbuh kembang anak untuk memastikan kesehatan anak bekerja dengan baik. Memang dalam kasus ini pemeriksaan yang lebih saksama diperlukan, namun dalam analisis IDAI pemberian vaksin itu tidak membahayakan dalam jangka pendek maupun jangka panjang," jelas Piprim. (adf/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini