Ima Matul, Survivor Human Trafficking Akan Pidato di Konvensi Demokrat AS

Ima Matul, Survivor Human Trafficking Akan Pidato di Konvensi Demokrat AS

Nograhany Widhi Koesmawardhani, Yudhistira Amran Saleh - detikNews
Selasa, 26 Jul 2016 05:46 WIB
Foto: Ima Matul (@ImaHope4Freedom/Twitter)
Jakarta - Ima Matul, diaspora Indonesia yang menjadi survivor human trafficking di Amerika Serikat (AS) diundang berpidato dalam konvensi Partai Demokrat AS. Dia akan bicara tentang human trafficking.

Ima mengumumkan undangan berpidato itu melalui akun twitternya, @ImaHope4Freedom, pada Minggu, 24 Juli 2016 kemarin.

"It's official that I will be speaking on #humantrafficking issue at the #2016DNC," demikian cuitnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ima juga melampirkan foto undangan berkop surat "2016 Democrat National Convention". Dalam undangan tertanggal 19 Juli 2016 yang ditujukan kepada Ima Matul via email itu, memang tertuliskan undangan untuk berpidato di Konvensi Partai Demokrat yang digelar mulai 25-28 Juli 2016 di Wells Fargo Arena, Philadelphia, Pennsylvania.

Ima Matul menunjukkan foto undangan di Twitter (@ImaHope4Freedom)

Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Budi Bowoleksono juga membenarkan saat dikonfirmasi soal undangan untuk Ima Matul itu. "Ya benar," katanya saat dihubungi detikcom.

Dikutip dari situs indonesianlantern.com, situs majalah online komunitas Indonesia yang berpusat di Philadelphia itu mengkonfirmasi langsung pada Ima yang membenarkan undangan yang diterima Ima pada Sabtu sore waktu AS. Ima akan berbicara tentang pengalamannya menjadi korban perbudakan manusia di AS dan program penanggulangan perdagangan manusia yang telah dilakukan Hillary Clinton.

Setelah berhasil selamat menjadi korban perdagangan manusia, Ima menjadi aktivis yang mengadvokasi korban-korban perdagangan manusia. Dia diangkat menjadi salah satu anggota Dewan Penasihat Perdagangan Manusia Presiden Barrack Obama bersama 10 anggota lainnya, Desember 2015 lalu.

Dikutip dari situs survivorofslavery.org, Senin (4/2/2014), Ima adalah salah seorang wanita yang selamat dari perbudakan di AS. Kisah pilunya bermula saat dia hendak bekerja di AS untuk mencari penghidupan yang layak.

Sosok Ima Matul (@ImaHope4Freedom)

Lewat sebuah agensi, dia dijanjikan bisa bekerja di Los Angeles dengan bayaran US$ 150. Namun ketika tiba di Los Angeles, Ima ternyata malah bertemu dengan pelaku perdagangan manusia. Lalu, dia dibawa ke sebuah rumah yang mirip dengan penjara.

Setiap hari, Ima dipaksa bekerja 18 jam, tanpa libur. Tak ada sedikit pun uang yang diberikan pada wanita yang kurang fasih berbahasa Inggris tersebut kala itu. Dia juga dilarang berbicara pada siapa pun.

Bila dia tak melakukan pekerjaannya dengan baik, sang majikan akan menyiksanya. Dari catatan kepolisian, Ima pernah dipukul menggunakan keramik.

Setelah 3 tahun hidup dalam penderitaan, Ima akhirnya tak tahan dan memutuskan untuk kabur. Caranya mirip dengan cerita di film.

Dengan bahasa Inggris seadanya, dia menulis sebuah surat untuk seorang asisten rumah tangga yang bekerja di dekat rumahnya. Dia meminta pertolongan agar segera bebas dari 'penjara' tersebut.

Hingga akhirnya tetangga tersebut mengatur upaya penyelamatan terhadap Ima. Ima pun bisa bebas dan langsung dibawa kantor Coalition Abolish Slavery and Trafficking (CAST) di Los Angeles. (hri/hri)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads