"Ini kan viral di media sosial kemudian di media-media juga jadi pemberitaan. Saya mengecek, apakah betul seperti itu. Tadi saya datangi langsung ke rumah ibu Srianah, dan memang ternyata kondisinya sangat memprihatinkan," jelas Leonardus kepada detikcom, Senin (25/7/2016).
![]() |
Bersama istrinya, Leonardus menyempatkan diri mengunjungi keluarga Srianah di Jalan Muharto Gang VI, Nomor 13, RT13/RW07, Kota Malang. Rumah Srianah tidak mudah dijumpai, karena harus melewati gang-gang sempit dan jalanan yang menurun.
"Tadi ke sana kondisinya memang sangat memprihatinkan, rumah cuma satu ruangan ditempati oleh 6 orang, barang-barang di situ, kamar mandi di situ. Ukurannya sekitar 6x6 meter saja," ungkap Leonardus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah berbincang-bincang, Leornardus memahami betul kondisi keluarga Srianah yang mengalami kesulitan ekonomi. Di samping harus mencari nafkah, Srianah juga harus membesarkan ketiga anaknya, Tri Sutrisno (11), Kurnia Putri (9), dan adiknya Dwi Astuti (7).
Setelah melihat langsung kondisi keluarga Srianah, Kapolres Batu pun siap memberikan bantuan salah satunya merenovasi rumahnya. Rumah Srianah akan ditingkatkan sehingga anak-anaknya bisa mendapatkan tempat tidur yang layak.
"Kalau kondisi ruangan sebesar itu, ditempati enam orang, otomatis ada yang tidur di lantai. Rencananya dalam waktu dekat ini kami bersama donatur yang berempati dengan kondisi Ibu Srianah akan merenovasi rumahnya jadi ditingkatkan. Sementara direnovasi, kami akan tempatkan keluarganya di tempat sementara," jelasnya.
Tidak hanya itu, Polres Batu juga akan membantu pengobatan suami Srianah yang menderita stroke. "Mungkin akan dibawa ke rumah sakit, karena selama ini kan berobatnya hanya di Puskesmas," lanjutnya.
![]() |
Untuk menbantu perekonomian Srianah, Polres Batu dan sejunkah donatur juga akan memberikan modal usaha kecil-kecilan. "Mungkin dibuatkan warung kecil atau apa untuk membantu modal usahanya. Kan kasihan kalau harus mendorong gerobak, kalau ada warung kan bisa sambil menjaga suaminya," imbuhnya.
Srianah memang hidup serba berkecukupan. Leonardus pun mengagumi ketegaran dan ketekunan Srianah di tengah kesulitan perekonomiannya itu.
"Dulu ibu Srianah jadi buruh cuci dan pembantu tetapi bayarannya juga tidak mencukupi untuk kebutuhan hidupnya. Tetapi saya salut karena mereka tidak mau mengemis, itu yang membuat kami bangga," pungkasnya. (mei/dra)













































