Berdasarkan keterangan Delima kepada polisi, mereka saat itu berlima di hutan wilayah Tambarana, Poso Pesisir Utara, Senin (18/7) sore. Basri duduk bersama istrinya, Delima duduk bersama Santoso dan Muchtar.
"Terus saat terdengar tembakan, terus lari, tapi 100 meter Santoso jatuh," kata Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto saat dihubungi detikcom, Senin (25/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara dapat disimpulkan, Muchtar pegang M16, Santoso pegang SS2," jelas Hari.
Begitu Santoso dan Muchtar tewas, Delima yang seorang diri kemudian mengambil senjata Santoso. Namun karena berat, senjata itu akhirnya ditinggalkan di suatu tempat.
Usai itu, Delima lalu berangsur turun dan bertemu dengan masyarakat petani. Delima meminta makanan ke petani yang ditemuinya itu.
"Lalu dia minta makan, dia sampaikan identitasnya bahwa dia istri Santoso, terus ditanya (warga), bawa senjata enggak, jawabnya enggak," kata Hari.
Warga petani itu meminta Delima untuk menyerahkan diri ke aparat, yaitu Satgas Operasi Tinombala. Delima berhasil diamankan petugas Sabtu (23/7/2016) sekitar pukul 09.30 WIB.
"Terus diminta menyerahkan diri oleh masyarakat, kemudian diantar ke aparat. Kemarin kita menyampaikan penangkapan, Jadi di sini ada peran masyarakat," tutupnya. (idh/Hbb)