Beda Pendapat Para Tetangga

Pembunuhan Munir (3)

Beda Pendapat Para Tetangga

- detikNews
Kamis, 24 Mar 2005 10:51 WIB
Jakarta - Kediaman Pollycarpus di kawasan Pamulang Permai, Tangerang, Banten, nampak sepi. Dua buah pintu pagar yang biasa digunakan untuk keluar masuk, terkunci rapat.Dari luar, rumah besar berlantai dua tersebut memang terkesan sangat sepi. Tirai yang menutupi setiap jendela kaca, membuat kehidupan di rumah bercat coklat itu semakin tersembunyi dari pandangan mata siapa pun yang menengok ke arahnya. Di bagian garasi, nampak terparkir 3 mobil jeep Willis berwarna hijau militer dan sebuah Daihatsu Taruna berwarna coklat.Ketika detikcom mencoba bertamu pada Selasa (22/3/2005) malam, tidak ada jawaban dari si empunya rumah. Padahal lampu di dalam rumah tersebut nampak terang benderang. Ucapan salam detikcom hanya berbalas gonggongan seekor anjing berwarna hitam putih. Di depan rumah Pollycarpus, beberapa orang anak muda tengah asyik bermain basket dan tidak menghiraukan kedatangan kami. Setelah ditunggu beberapa lama pemilik rumah tak juga keluar, kami pun memilih kembali ke kantor.Tidak puas, keesokan harinya, Rabu (23/3/2005) siang, kami kembali ke rumah tersebut. Seperti sebelumnya, sang penghuni rumah juga tidak mau ditemui. Dua pintu pagar besi rumah tersebut masih terkunci rapat. Seorang di dalam pagar, sepertinya pembantu rumah tangga (PRT) Pollycarpus, yang sempat dipergoki sedang membersihkan halaman, langsung ngeloyor masuk begitu hendak kami tanya.Hampir satu jam kami menunggu di luar pagar, para penghuni rumah tak juga muncul. Tidak ada gerakan di handle pintu tanda akan segera dibuka. Tirai juga masih menutup rapat kaca-kaca jendela yang ada. Sekali lagi, hanya gonggongan anjing yang menyambut.Gagal menemui para penghuni rumah, kami kemudian mencoba mencari tahu kepada sejumlah tetangga. Anehnya, sejumlah tetangga yang ditemui mengatakan dua hal yang sangat berbeda tentang Pollycarpus. Aha!Wily Rompis, tetangga yang rumahnya hanya bersebrangan jalan mengatakan, Pollycarpus orangnya sangat sombong, licik dan suka menganggap remeh orang lain. Pollycarpus juga kerap mengaku dirinya sebagai intel kepada orang-orang. Tingkah polahnya, sambung Wily, malah terkadang over acting.Wily mengaku, dirinya pernah bersahabat baik dengan Pollycarpus. Namun karena tingkah Pollycarpus yang menjengkelkan, hubungan keduanya kemudian retak. Dari berteman, kini hubungan keduanya persis orang yang saling bermusuhan.Dikisahkan Wily, karena pernah dekat itulah dirinya banyak tahu tentang siapa sebenarnya Pollycarpus. Misalnya, kata Wily, Pollycarpus memiliki beberapa senjata strum dan gas air mata. Namun soal kepemilikan senjata api, Wily mengaku tidak tahu pasti. Hal itu hanya didengarnya dari bisik-bisik para tetangga saja."Kini dia kena batunya. Kita bukan mensyukuri musibah yang diterimanya. Tapi kelakuan dan kecongkakkannya. Selama ini dia sangat sombong dan tidak pernah menghargai orang-orang lain. Anak-anak muda di sini tidak ada yang senang sama dia," ujar Wily.Wily juga mengungkapkan, sejak Pollycarpus resmi menjadi tersangka, keluarganya jarang terlihat keluar rumah. Istrinya, Herawati, hanya sesekali keluar rumah dengan sepeda motor. Istri Pollycarpus ini memang tidak bisa mengendarai mobil. Beberapa orang tamu juga sempat terlihat datang ke rumah Pollycarpus tersebut.Wily sendiri bercerita dengan semangat dan suara yang lumayan keras. Tanpa sadar, suaranya pun di dengar oleh wanita yang bekerja sebagai PRT di rumah Pollycarpus tadi. Mendengar majikannya dijelek-jelekan, wanita tersebut spontan marah. "Jangan didengerin omongan orang itu," ujarnya dengan nada tinggi kepada dari balik pagar.Suara keras sang PRT membuat Wily sejenak tersentak kaget. Perbincangan Wily dan detikcom pun akhirnya terputus. Namun ketika detikcom menghampiri wanita itu dan meminta dipertemukan dengan keluarga Pollycarpus, lagi-lagi PRT itu ngeloyor pergi.Namun uniknya, tak lama berselang muncul beberapa orang tetangga Pollycarpus lainnya yang sebagian besar ibu-ibu. Rupanya, mungkin keluarga Pollycarpus menelepon tetangga lainnya untuk memberikan dukungan. Selanjutnya para kaum ibu itu bertanya kepada detikcom apa saja yang dikatakan Wily, tentunya dengan nada yang sinis.Mendengan penjelasan detikcom, spontan ibu-ibu itu mengklarifikasi. Mereka semua membantah seluruh pernyataan yang dilontarkan oleh Wily. Sebaliknya, mereka mengatakan Wily adalah tetangga yang tidak baik dan tidak disenangi warga sekitarnya.Ny.Rusli tetangga sekaligus Ketua PKK di lingkungan tersebut menjelaskan, Pollycarpus dan keluarga adalah orang yang sangat baik. Keduanya terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang diselenggarakan warga setempat. Menurutnya, keluarga Pollycarpus tidak pernah membuat persoalan yang aneh-aneh dengan tetangga."Misalnya, walau bapak (Pollycarpus) sendiri beragama kristen, tapi kalau ada halal bihalal tetap datang dan memberikan sumbangan untuk kita semua. Ibu juga aktif dalam kegiatan yang ada di sini, seperti arisan dan yang lainnya," kata Ny. Rusli.Ditambahkannya, semua warga merasa sangat prihatin terhadap peristiwa yang dialami Pollycarpus. Semua warga merasa kasihan dan tidak pernah menyangka hal tersebut bakal menimpa Pollycarpus. Ny Rusli menegaskan, apa yang disampaikan ini adalah semata-mata fakta bukan karangan.Hal senada juga disampaikan Sembiring yang ikut dalam rombongan tersebut. Menurut Sembiring, Pollycarpus orang yang baik dan suka menolong tetangga. Atas kejadian ini, kata Sembiring, dirinya sangat kaget dan tidak percaya. Apa lagi dengan kabar bahwa Pollycarpus adalah anggota intelijen.Sembiring mengaku bersahabat dengan Pollycarpus hampir 17 tahun. Karena lamanya bersahabat, hampir tidak ada jarak di antara mereka. Menurut sembiring, dari isi kamar sampai isi dompet Pollycarpus dia tahu. Sampai saat ini, lanjut Sembiring, tidak ada perilaku Pollycarpus yang aneh."Saya sering keluar masuk rumahnya sampai saat ini belum pernah melihat pistol. Tapi itu sepanjang pengatahuan saya saja, kalau disembunyikan di tempat yang tersembunyi tentu saya tidak tahu. Dia juga tidak pernah membawa senjata, pisau saja tidak. Kehidupannya sendiri sederhana saja. walaupun ada mobil istrinya sendiri tidak bisa membawa mobil," ujar Sembiring.Begitu pula dengan penjelasan yang disampaikan Ny. Handoko. Menurut wanita separuh baya ini, Pollycarpus juga orang yang sangat baik. NY Handoko menegaskan dirinya sama sekali tidak percaya Pollycarpus terlibat dalam kasus pembunuhan Munir."Saat ini hubungan degan tetangga tetap baik-baik saja. Tidak ada rasa ingin mengucilkan keluarga dia. Anda lihat saja ibu-ibu di sini sekarang kan membantu keluarga dia," ujar Ny. Handoko. (djo/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads