"Salah satu tupoksi dari Wakil Gubernur DKI itu kan dalam hal pengawasan. Maka, jika memang ada seperti itu, akan kita identifikasikan siapa yang terlibat," ujar Djarot saat berbincang dengan detikcom, Minggu (24/7/2016).
Djarot sendiri mengaku baru tahu jika ada kasus semacam ini. Informasi yang dia terima, makam fiktif ini karena memang ada orang yang membookingnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditegaskan Djarot, pihaknya akan mencari tahu siapa saja oknum yang terlibat. Jika itu berasal dari Pemprov DKI (PNS), maka akan dilaporkan ke polisi dan dituntut atas pidana.
"Jika memang itu adalah pegawai kami, kita bisa tuntut. Bisa kita beri sanksi dan bisa kita laporkan ke polisi, karena ini pemalsuan. Jika terbukti pemalsuan maka bisa dituntut di pengadilan. Jika terbukti pidana maka bisa kita berhentikan," katanya.
"Enggak apa-apa sekarang kita bersih-bersih sekalian. Tapi ini perlu ada investigasi secara intensif. Kami akan tugaskan inspektorat. Kemudian kita juga bisa menggandeng institusi terkait. Sehingga ke depan tidak boleh lagi ada makam fiktif," tambahnya.
(jor/rni)











































