Berawal dari Iseng, Haidi Jadi Pembuat Biola Terkenal di Banyuwangi

Berawal dari Iseng, Haidi Jadi Pembuat Biola Terkenal di Banyuwangi

Aditya Mardiastuti - detikNews
Minggu, 24 Jul 2016 16:05 WIB
Foto: Biola buatan Haidi Bing Slamet/ Dita detikcom
Banyuwangi - Suasana di bengkel biola milik Haidi Bing Slamet (35) di Desa Adat Using Kemiren, Banyuwangi tampak sibuk. Dua orang pria tampak sibuk menggambar pola pada papan kayu dan di sisi lainnya tampak sibuk mengamplas.

"Ini kebetulan selain biola ada pesanan kontra bass juga. Akhir bulan harus selesai dan dikirim ke Malang," terang Haidi saat ditemui di bengkel kerjanya Jumat (22/7/2016).

Pria yang akrab disapa Edi ini menyebut pesanan kontra bass sangat jarang diterimanya. Hal ini dikarenakan lebih banyak anak sekolah yang belajar memainkan musik biola. Apalagi biola menjadi salah satu instrumen dalam permainan musik di Banyuwangi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suasana di bengkel biola milik Haidi Bing Slamet/ Dita detikcom


"Kalau dihitung saya baru membuat kontra bass sekitar lima biji. Paling laku biola, kalau musim liburan sekolah itu wes ramai pesanan," tukasnya.

Pebisnis sekaligus musisi ini merintis home industry biola ini sejak 15 tahun yang lalu. Berawal dari biolanya yang rusak, Edi mencoba memperbaiki sendiri biolanya.

"Awal mula buatan saya nggak sebagus sekarang ini. Sebelumnya banyak kritik dari ayah saya sendiri suaranya kurang pas, kurang peka, macem-macem wes. Sering sakit hati juga dicacat ayah sendiri tapi itu saya jadikan cambuk penyemangat saya," katanya.

Edi mengenang kala itu ada senior pembuat biola yang bernama Pak Ayang. Meski kerap dikritik, Edi menganggap Pak Ayang sebagai mentornya.

"Waktu itu saya masih muda dan saingan saya sudah tua namanya Pak Ayang, warga Bakungan. Dia senior pembuat biola di Banyuwangi dia kritikus sekaligus mentor bagi saya,".

Bangkit setelah dikritik oleh orang mentor dan ayahnya, Edi mulai paham bila tekstur kayu mempengaruhi suara yang dihasilkan oleh biola. Tak hanya itu dia pun mempelajari karakteristik kayu yang cocok untuk membuat biola.

"Dari tekstur kayu, kepadatan kayu dan serat itu sangat mempengaruhi suara biola. Kayu yang dibuat biola maunya kayu yang tidak terlalu keras, serat tidak terlalu padat, seratnya harus selurus mungkin tidak ada mata cabangnya dan harus tua untuk badan biolanya. Kepala biola stemnya harus yang keras, padat, juga nggak mudah patah untuk stang dan pasaknya," ucapnya.

Suasana di bengkel biola milik Haidi Bing Slamet/ dita detikcom


Dia juga sadar tingkat kadar air, ketebalan dan usia kayu mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan biola. Pemilihan bahan menjadi kunci utamanya dalam memproduksi biola.

"Tingkat kekeringan atau kadar airnya, ketebalannya per inchi itu mempengaruhi, jadi setiap biola nggak akan pernah bisa sama suaranya. Rata-rata kayu harus berumur 30 tahun ke atas. Kalau yang bagus dari Australia Marven, kalau lokal kayu tropis jati, mahoni, sentul. Kalau jenis kayunya nggak susah tapi nggak semua kayu bisa diolah harus cari serat lurus dan nggak ada mata cabangnya, karena itu mempengaruhi resonansi," terangnya.

Edi mengakui saat ini sudah jarang ada pembuat biola yang ada di Banyuwangi. Kini dialah yang menjadi salah satu pembuat biola yang paling dikenal di kawasan Banyuwangi.

"Saya bangga bisa menjadi generasi penerus, selama ini di Banyuwangi sudah jarang pembuat Biola dan sekarang pemain biola di Banyuwangi ke saya semua. Kendalanya itu karena keterbatasan modal dan bahan, kalau sudah musim hujan salah satu penghambat pekerjaan," tuturnya.

Dibantu dua temannya Sugiharto dan Sukri, per bulan bengkelnya bisa menyelesaikan maksimal delapan biola. Kini biola yang diproduksi olehnya kerap digunakan oleh seniman musik di Banyuwangi. Tak hanya itu rupanya biola miliknya sudah terbang hingga ke benua Eropa.

"Biola saya sudah ada beberapa yang tembus ke Eropa, Perancis, Jerman, Belanda dan sebagian besar ke daerah Indonesia seperti Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Biola saya jual seharga Rp 1,5-3 juta per item, itu sudah lengkap sama casenya dan bow," kata pria bertubuh gempal ini.

Dia menambahkan tahun 2013 pernah ada dua turis asal Perancis bernama Benjamin dan Fred belajar main biola dengan gaya Banyuwangi di rumahnya. Saat itu pula dia mendapat pesanan yang mengharuskannya bereksperimen dengan motif biola yang dibuatnya.

Biola milik Haidi Bing Slamet/ Dita detikcom


"Saya eksperimen dengan motif gedhek (anyaman bambu) itu dari potongan kayu yang disusun. Bikinnya rumit dan satu bulan baru jadi. Kalau biasanya cuma seminggu ini satu bulan," kenangnya.

Meski biola yang dibuatnya menyesuaikan nada musik di Banyuwangi. Edi meyakinkan biola buatannya tetap bisa dimainkan seperti nada umumnya.

"Kalau dibikin tradisi dibikin sesuai nada gamelan yang pentatonis dengan kunci E G D A. Kalau untuk main biasa itu cuma mindah senar. ke kunci G D A E," bebernya.



(ams/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads