Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Kertajaya Fauzy Samsul membenarkan telah memfasilitasi pembuatan kartu BPJS Kesehatan bagi warga kurang mampu. Namun, yang mengejutkan aparatur desa malah menyerahkan pembuatan kartu tersebut ke pihak kedua yakni Rumah Peduli Duafa (RPD).
"Kami ada kerja sama dengan pihak kedua dalam hal ini dipegang oleh RPD yang berada di Kota Cimahi. Ada penarikan uang iuran sebesar Rp 100 ribu yang dikoordinir oleh masing-masing RW," kata Fauzi saat dihubungi detikcom, Sabtu (23/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut informasi yang diterima detikcom, kantor RPD berlokasi di Jalan Sangkuriang, Kota Cimahi. Namun, setelah dilacak keberadaan kantornya tidak ditemukan.
Sepanjang Jalan Sangkuriang yang hanya berjarak dua kilometer tidak terlihat gedung atau bangunan yang bertuliskan Rumah Peduli Duafa. Identitas seperti papan atau banner tidak tampak.
detikcom mencoba menggali informasi dari warga sekitar. Mulai dari mendatangi pangkalan ojek dan menghampiri warga yang berada di pinggir jalan.
Usaha mencari tahu keberadaan kantor RPD sempat menemui titik terang. Menurut salah seorang tukang ojek, dirinya pernah melihat kantor RPD di sekitar Jalan Sangkuriang.
"Pernah lihat, tapi sekitar tiga bulan lalu kantornya sudah berubah jadi rental Play Station (PS)," ujar dia sambil menunjukkan lokasinya yang tak jauh dari pangkalan ojek.
Saat disambangi lokasi yang ditunjukkan oleh tukang ojek itu, benar saja hanya terlihat bangunan berbentuk toko yang bertuliskan rental PS pada sebuah benner. Tidak ada banner atau tulisan menerangkan bahwa pernah menjadi kantor RPD.
Di sebelah bangunan yang sedang tidak beroperasi itu terdapat sebuah bengkel cukup besar. Saat ditanyai perihal kantor RPD, salah seorang pegawai bengkel justru menunjukkan tempat lain.
"Coba cek di dekat kolam renang Cipageran, di situ ada asrama untuk anak yatim, siapa tau di sana lokasinya," ujar dia.
Mendapat informasi itu, detikcom mendatangi lokasi tersebut. Namun saat ditanyai soal keberadaan RPD, penjaga asrama sama sekali tidak mengetahui mengenai hal itu.
"Di sini mah cuma asrama untuk anak yatim, model pesantren gitu," kata salah seorang penjaga pesantren.
Hingga saat ini ketika dikonfirmasi oleh detikcom, Kepala Desa Kertajaya yang membeberkan informasi tersebut tidak dapat ditemui maupun dihubungi. (rvk/rvk)











































