Para Pedagang di Purwakarta Mendadak Berjualan Boboko dan Cetok

Para Pedagang di Purwakarta Mendadak Berjualan Boboko dan Cetok

Tri Ispranoto - detikNews
Minggu, 24 Jul 2016 14:12 WIB
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)
Purwakarta - Sejak beberapa hari ke belakang masyarakat di Kabupaten Purwakarta tengah disibukan dengan menghias gapura dan lampu untuk menyambut hari jadi Purwakarta ke 185 tahun atau 45 tahun untuk Kabupaten Purwakarta.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi telah mengeluarkan kebijakan agar para warga menghias daerah tempat tinggalnya dengan tujuh macam aksesoris yang terbuat dari bambu seperti cetok (caping), boboko (bakul nasi), hihid (kipas), aseupan (tempat menanak nasi), nyiru, kentongan, dan ruas beas perelek.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemeriahan itu pun menjalar hingga ke kantong para pedagang yang diuntungkan karena banyak warga yang mencari tujuh macam hiasan tersebut. Bahkan beberapa pedagang yang sehari-hari tidak berjualan tujuh barang itu pun mendadak menyediakannya.

Dari pantauan detikcom di sepanjang Jalan Sudirman dan sekitar Pasar Jumaah, banyak pedagang yang mendadak menjual tujuh barang tersebut. Sepertin Acep yang sehari-hari berjualan pigura kini menyediakan juga barang-barang yang tengah menjadi buruan warga itu.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)


"Sehari-hari memang jualan pigura. Tapi pas kemarin ramai pada cari bobok, cetok, sama nyiru, saya jadi jualan juga," ucapnya.

Dia mengaku sejak menyediakan kebutuhan warga tersebut dirinya mendapatkan untung lebih. "Ya, lumayan jualan iseng-iseng gini bisa bawa pulang ke rumah uang hampir dua kali lipatnya," katanya.

Tidak hanya Acep, Abah Karman yang sehari-hari berjualan sapu keliling pun untuk sementara beralih profesi sebagai penjual aneka barang kebutuhan yang berbahan baku bambu tersebut.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)


Menurutnya, barang yang kini dia jual pun sedang menjadi buruan banyak orang. Bahkan beberapa langganannya sengaja memesan sehari sebelumnya agar tidak kehabisan.

"Biasanya kalau hari biasa boboko paling mahal dijual Rp 15ribu. Tapi kalau sekarang jual sampai Rp 25 ribu juga banyak yang cari. Kapan lagi setahun sekali," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Dedi tak mempermasalahkan banyak pedagang yang nyambi berjualan barang-barang tersebut. Menurutnya perayaan hari jadi sudah sepatutnya menjadi ajang kegembiraan bagi seluruh masyarakat termasuk para pedagang yang berjualan untuk mencari untung.

"Tidak ada salahnya banyak pedagang yang nyambi seperti itu. Kalau harga sekarang naik wajar karena permintaan juga banyak. Kapan lagi, setahun sekali ini," jelas pria yang akrab disapa Kang Dedi itu.

Dedi berharap dengan seperti ini selain euforia masyarakat dalam rangkah hari jadi bisa tersalurkan dengan kreatifitas menghias daerahnya dengan barang-barang sederhana dan murah meriah.

Selain itu para pelaku industri rumahan yang membuat berbagai perkakas yang kini menjadi buruan warga pun bisa ikut berkembang dan meraup untung karena hasil penjualannya meningkat. (rvk/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads