Kegigihan Edi, Tak Lelah Kayuh Kursi Roda Sejauh 6 Km ke Sekolah Tiap Hari

Kegigihan Edi, Tak Lelah Kayuh Kursi Roda Sejauh 6 Km ke Sekolah Tiap Hari

Edzan Raharjo - detikNews
Minggu, 24 Jul 2016 08:14 WIB
Kegigihan Edi, Tak Lelah Kayuh Kursi Roda Sejauh 6 Km ke Sekolah Tiap Hari
Edi Priyanto mengayuh kursi roda di Jalan Parang Tritis (Foto: Edzan Rahardjo/detikcom)
Bantul - Keterbatasan fisik bukanlah penghalang seseorang untuk meraih impianya. Justru itu bisa menjadikan lebih kuat dalam menggampai mimpinya.

Seperti yang ditunjukkan Edi Priyanto, siswa difabel kelas 9 SMPN 2 Sewon, Bantul, DIY. Dia tidak pernah lelah mengayuh kursi rodanya untuk berangkat ke sekolah yang berjarak 6 KM dari rumahnya yang beralamat di Manggung, Sumberagung, Jetis, Bantul. Jalan Parang Tritis Bantul menjadi saksi perjalanannya ke sekolah dengan kursi roda setiap hari. Di mata gurunya, Edi adalah siswa yang memiliki semangat belajar tinggi, dan tidak pernah telat masuk sekolah.

"Dari rumah berangkat jam 05.00 WIB, sampai sekolah sekitar jam 06.00 WIB. Sudah biasa pakai kursi roda. Tidak minder, teman-teman baik. Saya ingin lanjut sekolah setelah lulus SMP ini," kata Edi saat ditemui di sekolahnya di SMPN 2 Sewon, Bantul, DIY, Sabtu (23/7/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edi Priyanto di depan sekolahnya (Foto: Edzan Rahardjo/detikcom)


Dengan kursi roda dan tas ditaruh di belakang, setiap pagi Edi menyusuri jalan Parang Tritis yang ramai lalulintas. Bus, truk, minibus, motor, menyalipnya dan itu sudah terbiasa. Baginya, yang terpenting adalah kayuh dan terus mengayuh dengan tangannya agar kursi roda itu sampai di sekolahnya.

Edi hanya tinggal bersama ibunya, Sumiyah di rumah. Ayahnya sudah meninggal sejak ia masih berusia 1,5 tahun. Saat SD jaraknya dari rumah ke sekolah lebih jauh dibanding saat sudah SMP. Kuris roda yang ia pakai merupakah pemberian dari donator. Ibunya, dulu penganyam bambu. Namun karena sekarang bambu sulit dicari maka pekerjaannya berganti-ganti.

"Di rumah Ibu, kadang bantu-bantu tetangga. Sudah tidak nganyam bambu lagi," kata Edi.

Edi tidak pernah terlambat ke sekolah (Foto: Edzan Rahardjo/detikcom)


Edi sekarang sudah duduk di kelas 9 SMPN 2 Sewon. Setelah lulus SMP, ia berharap bisa melanjutkan sekolah di SMK jurusan komputer atau elektronika. Pilihan lain adalah jurusan seni rupa. Setelah lulus SMK nanti, ia ingin bisa bekerja dan membahagiakan ibunya. Karena itu, semangatnya untuk sekolah tidak akan pernah terhenti dengan keterbatasan fisik yang dimilikinya.

Di Sekolah, Edi mendapatkan kartu Indonesia pintar. Tapi ia belum bisa menggunakanya. Kartu tersebut diterimanya pada bulan puasa kemarin.

"Tidak tau cara menggunakanya. Dulu katanya suruh ambil di kantor pos, tapi sudah dicoba sama Ibu pas tanggal 2 kemarin itu tidak bisa,"ungkap Edi.

Edi ingin melanjutkan pendidikan ke SMK (Foto: Edzan Rahardjo/detikcom)


Kepala sekolah SMPN 2 Sewon Bantul, Asnawi mengatakan bahwa Edi merupakan siswa yang tekun, keinginanya untuk mandiri sangat kuat. Meski ke sekolah pakai kursi roda dari rumahnya, ia tidak pernah terlambat. Motivasinya untuk sekolah tinggi, itu yang membuatnya terus berusaha.

(imk/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads