"Ini merupakan restocking pertama kali di daerah Taman Nasional Zamrud. Saya berharap arwana ini berkembang biak karena memang di sini habitat aslinya sudah diuji kualitas airnya. Termasuk juga untuk elang brontok yang kabarnya kerap dijerat warga," ujar Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Tachrir Fathoni di Taman Nasional Zamrud, Siak, Riau, Jumat (22/7/2016).
Tachrir berharap, Taman Nasional Zamrud yang diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) ini bisa bermanfaat banyak bagi masyarakat Riau. Baginya, kelestarian lingkungan berbanding lurus dengan kelayakan hidup bagi masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tachrir menambahkan, jika dua induk yang baru saja dilepas sore ini ditangkap warga, populasi ikan arwana golden red bisa terancam.
"Jangan sampai induknya diambil dan ditangkap sehingga tidak bisa berkembang biak. Kami ingin induknya ini menelurkan ikan ikan baru yang lebih banyak," kata dia.
Ditambahkan dia, ikan arwana golden red yang dilepas juga telah dipasang micro chip. Apabila ada nelayan tradisional yang menangkap ikan tersebut akan terdeteksi dan bisa dihukum sesuai peraturan perundang-undangan.
![]() |
"Saya titip lokasi ini kepada masyarakat, kita amankan bersama. Ini khasanah yang luar biasa indah dan pentingnya. Mungkin 50 tahun mendatang tidak ada lagi seperti ini, maka kita jaga," papar dia.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau Tandya Tjahjana juga berharap Taman Nasional Zamrud ini dijaga kelestariannya oleh masyarakat tradisional.
![]() |
"Permasalahan dalam pengelolaan di TNZ ini adalah masyarakat nelayan tradisional yang berada di sekitar danau yang melakukan penangkapan ikan, illegal logging dan termasuk perburuan satwa liar yang populasinya semakin terancam," kata Tandya di Taman Nasional Zamrud.
"Kita harus jaga aset ini untuk kehidupan anak cucu kita kelak," imbuhnya. (hri/hri)