Posisi Sedotan di Kopi Es Vietnam yang Menentukan

Posisi Sedotan di Kopi Es Vietnam yang Menentukan

Mega Putra Ratya - detikNews
Jumat, 22 Jul 2016 11:36 WIB
Foto: Muhammad Abdurrosyid/detikcom
Jakarta - Sedotan di Es Kopi Vietnam yang dipesan oleh Jessica Kumala Wongso menjadi pembahasan di persidangan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Posisinya cukup menentukan terkait pembuktian apakah ada 'intervensi' Jessica di kopi Mirna.

detikcom melihat proses pembuatan es kopi Vietnam di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (21/7) kemarin. Sesuai SOP, sedotan itu disajikan di samping gelas dan di atas tisu. Tamu pemesanlah yang boleh memasukan sedotan dan mengaduk minumannya.
Muhammad Abdurrosyid/detikcom

Namun dalam dakwaan jaksa terungkap bahwa sedotan tersebut sudah ada di gelas sebelum kedatangan Mirna ke Kafe Olivier. Minuman dibuat oleh barista bernama Rangga, lalu dibawa ke meja 54 oleh runner bernama Agus Triono.

Agus mengaku menaruh sedotan di samping gelas minuman Mirna dan di atas tisu. Setelah Agus pergi, pelayan lain bernama Marlon datang ke meja lalu melihat sedotan sudah ada di dalam gelas. Diduga, Jessica yang memasukkan sedotan karena dia satu-satunya orang yang ada di meja. Mirna dan Hani belum datang.

Setelah Mirna datang dan meminum kopi tersebut, sekitar 2 menit kemudian dia pingsan dan kejang-kejang. Setelah dibawa ke klinik, nyawanya sudah tak tertolong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai keriuhan di kafe, para pegawai kafe bertanya-tanya soal mengapa kopi tersebut menyebabkan peminumnya pingsan. Setelah gelas kopi diletakkan di pantry, Rangga, peracik kopi itu mengatakan manajer kafe Devi sempat mencicipi sisa kopi yang diminum Mirna. Gelas yang dibawa oleh Sammy itu diketahui masih terdapat sedotan.

"Ada. Masih ada. Bu Devi kayaknya mencicipi, dia cuma cicip pakai sedotan," kata Rangga.

Berbeda dengan Rangga, bartender bernama Yohanes Tri Budiman mengatakan sedotan sudah tidak ada di gelas saat hendak dicicipi oleh Devi.

"Sudah tidak ada sedotannya lagi," timpal Yohanes.

Masalah sedotan ini sempat jadi pertanyaan tim kuasa hukum Jessica. Apakah benar standar pelayanan di sana memang menyajikan sedotan di samping minuman dan di atas tisu?

Saat disambangi detikcom, standar pelayanan di Olivier memang demikian. Saat ingin memesan, seorang pelayan lelaki datang sambil membawa pulpen dan kertas di tangan untuk mencatat pesanan. detikcom memesan es kopi Vietnam seharga Rp 48 ribu. Tak perlu lama menunggu pesanan datang, sekitar 10 menit saja.

Seorang pelayan lainnya (server) membawa nampan berisi teko air panas, tatakan gelas terbuat dari kertas dan keramik, sedotan, penyaring kopi (dripper) berbentuk V yang dilapisi kertas putih yang tersusun di atas gelas berisi es batu dan susu cair putih dan tisu. Di dalam dripper itu sudah terdapat kopi bubuk.

Server itu kemudian meletakkan teko air panas, dripper dan gelas berisi es batu dan susu, tisu dan terakhir meletakkan sedotan yang bagian bibir ditutup kertas di atas tisu tersebut. Posisi sedotan berada di samping gelas.

"Mau dituangkan sekarang?" tanya server lelaki tersebut.

Setelah diiyakan, server tersebut mengangkat teko air panas dan menuangkan secara perlahan ke dalam dripper berlapis kertas yang berisi kopi bubuk. Secara perlahan, air kopi menetes ke dalam gelas es dan susu. Tak sampai 1 menit, gelas telah terisi. Server lalu mengangkat dripper, mempersilakan tamu menikmati sajian dan meninggalkan meja.

Dalam gelas itu terlihat bahwa bagian atas berwarna gelap, sedangkan bagian bawah berwarna terang yang merupakan perpaduan es dan susu. Untuk mencampur minuman itu, tamu mengaduk dengan sedotan yang bagian bibirnya masih tertutup kertas, yang diletakkan di atas tisu di samping gelas. Tidak ada sendok yang disediakan. Jadi, tamu sendirilah yang mengaduk sendiri dan membuka penutup bagian bibir sedotan itu.

Cara penyajian ini persis seperti yang disampaikan pegawai kafe yang menjadi saksi dalam sidang kasus pembunuhan Mirna. Saksi dalam keterangannya mengaku tidak meletakkan sedotan dalam gelas. (ega/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads