Begini Cara Wali Kota Makassar Mengaplikasikan Smart City

Begini Cara Wali Kota Makassar Mengaplikasikan Smart City

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Kamis, 21 Jul 2016 22:47 WIB
Foto: Wali Kota Makassar Danny Pomanto (M Nur Abdurrahman/detikcom)
Surabaya - Selama dua tahun memimpin Makassar, Wali Kota Mohammad Ramdhan Pomanto, mendapat banyak manfaat dari pemanfaatan teknologi informasi (TI). Dengan TI, ia mengubah Makassar menjadi sebuah smart city.

Pria yang akrab dipanggil Danny ini juga tak melupakan jati diri atau budaya Makassar, sehingga terciptalah Sombere & Smart City. Perpaduan budaya dan teknologi ini membuat warga Makassar semakin melek teknologi yang berujung pada meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berbagai hal di sendi kehidupannya.

"Sombere itu heartware, sedangkan smart city adalah software. Sombere bisa diartikan great humble, brotherhood atau keramahtamahan, persaudaraan," ujar Danny saat menjadi pembicara dalam Goesmart 2016 di Grand City Surabaya, Kamis (21/7/2016).
Foto: Wali Kota Makassar di Surabaya (Imam/detikcom)

Danny percaya bahwa teknologi tidak bisa berjalan sendiri, pun smart city. Smart city yang dijalankan pemerintah menurut Danny tidak akan berhasil dan berjalan jika tidak melibatkan masyarakat. Tetapi memaksa masyarakat untuk bisa menerima smart city juga tidak bisa dibenarkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sosialisasi smart city, kata Danny, akan berhasil jika dimasukkan sebagai kegunaan dalam bentuk pelayanan untuk masyarakat. Intinya, Danny berpendapat bahwa pelayanan secara baik dan cepat akan membawa smart city masuk ke tengah masyarakat dan akan diterima dan nantinya akan berjalan secara wajar.

"Aplikasi pertama Makassar adalah smart card. Di dalamnya ada semuanya mulai dari ATM, debit card, hingga medical record. Saya sendiri tak pegang uang, smart card saya dibawa istri dan saya tak bisa bohong soal gaji," kata Danny sambil tertawa.
Foto: Wali Kota Makassar (Imam/detikcom)

Aplikasi berikutnya, lanjut Danny, adalah home care, sebuah pelayanan kesehatan untuk warga Makassar. Pemkot Makassar telah menyediakan 48 ambulans yang di dalamnya telah dilengkapi alat Elektrokardiogram (EKG) dan Ultrasonografi (USG). Mobil ambulansnya pun bukan seperti mobil ambulans kebanyakan yang berbadan besar.

Mobil ambulans ini menggunakan Suzuki Karimun Wagon R yang telah dimodifikasi. Bukannya tanpa alasan, penggunaan mobil LCGC ini memungkinkannya masuk ke gang-gang kampung yang sempit. Memang tugas ambulans ini adalah memberikan pengobatan di rumah warga atau jemputan pasien untuk dibawa ke puskesmas atau rumah sakit.

"Petugasnya pun tidak tinggal diam. Kondisi kesehatan pasien dilaporkan ke dokter yang bersangkutan sehingga sang dokter bisa bersiap untuk melakukan tindakan yang diperlukan saat pasien datang," terang bapak tiga anak ini.

Danny mengklaim dengan adanya home care ini, pasien di rumah sakit di Makassar menurun hingga 80 persen. Rumah sakit justru penuh dengan pasien dari daerah di luar Makassar.

Tak hanya smart card dan home care, sombere & smart city di Makassar juga teraplikasi pada bidang keamanan melalui care and rescue center. Saat ini kamera CCTV yang terpasang masih 69 buah. Tetapi ke depan ada target bahwa Makassar harus mempunyai 3 ribu CCTV untuk memantau setiap jalan.

"Kami juga mempunyai kamera infra merah yang bisa mendeteksi apakah seseorang membawa benda berbahaya seperti senjata api atau senjata tajam. Jadi, kejahatan kami cegah sebelum terjadi," jelas Wali Kota Makassar ke-27 ini.

Aplikasi lain dari program sombere & smart city adalah education, traffic, public safety, waste management, parking, alleways, dan hawkers. Dan semua itu terhubung sehingga Danny dan warga Makassar lainnya bisa melakukan pemantauan. Danny yakin bahwa smart city berangsur-angsur akan membawa dampak ekonomi kepada masyarakat.

Sedikit banyak itu sudah dibuktikan oleh aplikasi waste management di Makassar. Bank sampah kini menjadi idola di Makassar. Sebanyak 320 bank sampah saat ini telah ada di Makassar, terbanyak se-Indonesia. Warga kini bisa menjual sampahnya untuk ditukar dengan uang atau beras.

"Sekarang ini di Makassar banyak dirut baru, dirut bank sampah," ujar Danny berkelakar.

Selain waste management, aplikasi alleways juga menjadikan masyarakat berdikari secara ekonomi. Alleways yang berarti lorong atau gang sempit kini terus diberdayakan untuk kebutuhan ekonomi. Warga diberayakan untuk memanfaatkan gang dengan menanam tumbuhan yang bisa dimanfaatkan atau bisa dijual.

Selain itu, saat ini telah digalakkan penanaman cabe secara vertikal. Menurut pria berkacamata ini, cabai merupakan komoditas berharga tinggi dan kebutuhannya terus meningkat. "Ada 7.500 lorong di Makassar yang bisa dimanfaatkan. Kami telah membentuk Pusat Informasi Lorong (Pusrong) dan Badan Usaha Lorong (Bulo) untuk keperluan tersebut," kata Danny.

Pada intinya, Danny berpendapat bahwa smart city tidak ada gunanya bila hanya dibuat untuk dipamer-pamerkan saja. Smart city menurut Danny haruslah useful sehingga menghasilkan trust yang pada akhirnya bisa bermanfaat secara ekonomi kepada masyarakat.

(iwd/miq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads