Risma mengawali ceritanya soal pertemuan dengan anak-anak tersebut dalam sambutannya di Bentara Budaya, Jalan Palmerah Selatan, Jakbar Kamis (21/7/2016). Itu bermula sekitar tahun 2008 di wilayah Kalijodan.
"Di Kalijodan dulunya hanya anak miskin cerdas pintar yang dapat beasiswa. Namun saya melihat banyak anak enggak mampu mereka juga butuh perhatian. Mereka sudah miskin kemudian suruh ngerawat anak begini kan kasihan," tutur Risma.
Foto: Risma di Bentara Budaya Jakarta (Bagus/detikcom0 |
Menurut Risma lingkungan di sekitar anak-anak itu memang masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. Tetapi masyarakat itu justru mau merawat anak-anak berkebutuhan khusus atau pun anak jalanan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari situlah tercetus ide untuk menampung anak-anak berkebutuhan khusus. Setelah itu muncul juga ide untuk menampung anak jalanan.
Setelah ditampung, anak-anak itu diajari berbagai macam seni agar mandiri. Tentu bukan waktu singkat untuk membuat mereka mandiri hingga bisa berkarya.
"Beberapa hari sekali saya datang jenguk," ujar Risma.
Foto: Risma di Bentara Budaya Jakarta (Bagus/detikcom) |
Kali ini ada 10 anak yang diajak ke Jakarta oleh Risma. Mereka terdiri dari 1 anak penyandang down syndrome, 3 anak tunagrahita, 1 anak tunarungu, dan 5 lainnya adalah anak-anak jalanan.
Ada 30 lukisan karya anak-anak itu yang dipamerkan. Lukisan mereka beraneka macam aliran. Usai sambutan Risma tampak menikmati melihat-lihat hasil karya yang dipajang di Bentara Budaya Jakarta itu.
Risma di Bentara Budaya Jakarta (Ari/detikfoto) |












































Foto: Risma di Bentara Budaya Jakarta (Bagus/detikcom0
Foto: Risma di Bentara Budaya Jakarta (Bagus/detikcom)
Risma di Bentara Budaya Jakarta (Ari/detikfoto)