Buka Posko di RS Vaksin Palsu, Polisi Juga Amankan Rumah Tersangka

Buka Posko di RS Vaksin Palsu, Polisi Juga Amankan Rumah Tersangka

Mei Amelia R - detikNews
Kamis, 21 Jul 2016 19:54 WIB
Foto: Anggota Polda Metro Jaya (Grandyos/detikfoto)
Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Moechgiyarto menjamin keamanan 14 rumah sakit yang memberikan vaksin palsu. Selain menempatkan personel untuk penjagaan, Polda Metro Jaya juga membuka posko di lokasi untuk mengantisipasi kericuhan.

"Kami sudah mengantisipasi, kan ada 14 rumah sakit tuh, kami sudah buat posko. Kami bersama-sama menteri kesehatan mendatakan mana masyarakat yang mau protes, nanti dicek di situ. Salah satu penyelesaiannya ada yang dilakukan imunisasi ulang," jelas Irjen Moechgiyarto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (21/7/2016).

Polda Metro bahkan memberikan penjagaan di rumah-rumah para tersangka vaksin palsu. "Iya itu kami amankan semuanya, bahkan kami amankan juga rumah tersangka yang sekarang di Bareskrim," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolda mengungkap, pengamanan dilakukan untuk membuat situasi kembali kondusif. Tidak hanya itu, Polda Metro Jaya juga memfasilitasi pemberian vaksin ulang terhadap pasien korban vaksin palsu agar pelayanan di 14 rumah sakit tersebut.

"Ya memang begitu, jadi kemarin kesepakatannya kan ditunjuk puskesmas tertentu untuk melakukan imunisasi ulang, juga di RS Polri dan beberapa rumah sakit lainnya. Kami amankan semua di mana dilakukan imunisasi ulang itu," tambahnya.

Terkait 14 rumah sakit yang memberikan vaksin palsu, mantan Kapolda Jabar itu meminta masyarakat untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum. Masyarakat juga tidak perlu merasa khawatir karena Menkes telah memberikan vaksin ulang kepada para pasien.

"Makanya kami jelaskan ke masyarakat, masalah ini kan sudah diputuskan untuk imunisasi ulang. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir lagi. Nah itu yang sudah kami data semua," katanya.

Sementara itu, pemberian vaksin ulang di rumah sakit lain selain 14 rumah sakit yang terlibat, dilakukan agar pelayanan lain di rumah sakit tersebut tidak terganggu dengan adanya persoalan vaksin palsu ini.

"Seharusnya masyarakat yang lain harus paham kalau masyarkat mengurusi penyakit yang lain ya silakan, kan operasi tetap berjalan. Makanya imunisasi tidak di rumah sakit tersebut karena operasional rumah sakit tersebut berjalan seperti biasa," jelasnya.

(mei/miq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads