Ortu Korban Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda Mengadu ke KPAI

Kasus Vaksin Palsu

Ortu Korban Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda Mengadu ke KPAI

Kartika Sari Tarigan - detikNews
Kamis, 21 Jul 2016 15:48 WIB
Foto: Orang tua anak korban vaksin palsu mengadu ke KPAI (Kartika/detikcom)
Jakarta - Para orang tua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Mereka datang meminta bantuan KPAI menyelesaikan persoalan ini.

Para orang tua korban vaksin palsu tiba di Gedung KPAI, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/7/2016) pukul 14.00 WIB. Kehadiran mereka diterima Ketua KPAI Asrorun Niam, Wakil Ketua KPAI Susanto dan para komisioner KPAI lainnya.

"Kami buat 7 tuntutan kepada Rumah Sakit Harapan Bunda, di antaranya meminta medical check-up sebelum diadakannya vaksin ulang. Kami meminta KPAI sekiranya menjembatani kami untuk dapat menentukan langkah apa yang harus kami lakukan," kata perwakilan orang tua, Herwin di Gedung KPAI,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto: Orang tua anak korban vaksin palsu mengadu ke KPAI (Kartika/detikcom)

Herwin menyebut, tuntutan para orang tua korban di antaranya agar pihak Rumah Sakit Harapan Bunda bertanggung jawab penuh. Mereka semua meminta adanya jaminan dari rumah sakit bagi kesehatan anak mereka yang pernah divaksin di rumah sakit tersebut.

"Meminta pihak rumah sakit memberikan resume medis. Berikan pernyataan apakah vaksin yang masuk ke tubuh anak kami adalah asli, jaminannya apa," jelas Herwin. RS Harapan Bunda juga diminta menerbitkan daftar pasien yang diimunisasi di RS Harapan Bunda periode 2003-2016 (15 Juli 2016).

Foto: Orang tua anak korban vaksin palsu mengadu ke KPAI (Kartika/detikcom)

Para orang tua lainnya kemudian secara bergantian menyampaikan poin-poin tuntutan terhadap Rumah Sakit Harapan Bunda kepada KPAI. Mereka juga membeberkan bukti-bukti.

"Untuk kepentingan mediasi, dalam waktu dekat kita akan surati pihak RS Harapan Bunda dan otoritas dalam hal ini Kemenkes dan juga Badan POM," jawab Asrorun.

Hingga saat ini pukul 15.33 WIB pertemuan masih berlangsung. (hri/hri)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads