Pelajaran dari Kasus Vaksin Palsu: Misi Kesehatan Harus Diutamakan

Pelajaran dari Kasus Vaksin Palsu: Misi Kesehatan Harus Diutamakan

Yulida Medistiara - detikNews
Senin, 18 Jul 2016 19:31 WIB
Ketum PP Muhammadiyah (Foto: Ari Saputra)
Jakarta - Kasus vaksin palsu terbongkar, sejumlah tersangka dari tenaga medis seperti dokter dan suster hingga distributor tersangkut. Muhammadiyah dalam hal ini berpandangan, misi kesehatan harus diutamakan dibandingkan dengan kepentingan bisnis.

"Kita berharap mungkin poin pentingnya adalah pelajaran berharga bagi Kemenkes bagaimana kontrol kebijakan bagi rumah sakit, rumah sakit. Agar RS itu dapat terpagari dari kepentingan-kepentingan bisnis di dunia medic yang akhirnya mengorbankan misi RS itu sendiri," ujar Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2016).

Haedar berpesan agar RS kembali kepada tujuannya sebagai pelayan masyarakat di bidang kesehatan. Tidak boleh untuk mengejar materi saja dan membahayakan orang lain dengan cara memalsukan vaksin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Visi RS untuk menjadi pelayanan masyarakat, RS sebagai wahana untuk orang menjadi sehat, ada peran-peran kemanusiaan. Jangan menjadi ajang kapitalisme baik di tingkat global atau nasional," kata Haedar.

"Jadi hal-hal yang palsu, vaksin dan ijazah itu, nanti ada beberapa yang serba palsu, kan itu karena instan dan mengejar keuntungan sesaat. Jadi kebijakan ini penting agar ada regulasi perniagaan di lingkungan RS yang mungkin melibatkan banyak pihak," imbuhnya.

(Hbb/Hbb)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads