"Yang pertama kami akan mengeluarkan isi rekam medis pasien sehabis acara ini. Kedua sehubungan adanya vaksin palsu di RSIA Sayang Bunda, Senin 8 Juli pukul 09.00 WIB telah dilakukan imunisasi wajib untuk 21 anak yang terverifikasi oleh Satgas Penangulangan Vaksin Palsu," kata Direktur RS Sayang Bunda dr. Teguh Nurwanto di RSIA Sayang Bunda, Pondok Ungu Permai Sektor 5, Bekasi Utara, Jawa Barat, Senin (18/07/2016). Hadir pula dalam jumpa pers ini Kapolsek Babelan, TNI, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
Vaksin ulang pertama yang dilakukan di RS Sayang Bunda telah disetujui oleh Satgas Penaggulangan Vaksin Palsu yang terdiri dari Kemenkes, Kepolisian RI, BPOM, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dinkes Provinsi Jabar dan Dinkes Kabupaten Bekasi. Imunisasi ini juga ditegaskan oleh pihak rumah sakit sangat aman dan menggunakan vaksin dari pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar pernyataan tersebut sontak ratusan para orang tua yang hadir dalam pertemuan tersebut protes. Mereka tidak terima karena meyakini ada ratusan anak yang terindikasi vaksin palsu. dr Teguh lalu meyakinkan para orang tua bahwa RS akan bertanggung jawab.
"Kami akan bertanggungjawab dan tadi sudah 21 anak terverifikasi nanti kita tunggu lagi dari satgas, nah itu data sudah di berikan ke Kemenkes jadi yang memberikan itu satgas, kita masih menunggu," kata dr Teguh mencoba menenangkan para orang tua.
Teguh juga berusaha meyakinkan para orang tua bahwa rumah sakit akan secepatnya menghubungi pihak keluarga, memverifikasi dan melakukan vaksin ulang kepada anak-anak yang terkena vaksin palsu.
"Kita sudah pendataan ulang dari Kemenkes dan Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu, sudah dikasih ke pemerintah, tinggal diverifikasi, begitu sudah diverifikasi akan dilakukan vaksinasi ulang. Jadi yang memang dihubungi berarti belum, jadi tunggu verifikasi dari Kemenkes," tegas dr. Teguh. (slh/slh)











































