Jumpa pers digelar di gedung bekas minimarket yang berada di samping RS, Senin (18/7/2016). Ruangan yang tidak besar itu dipenuhi oleh wartawan, sekitar 100 orang tua yang membawa anak mereka, Direktur RS Sayang Bunda yang baru dr Teguh (direktur yang lama, HUD, sudah ditetapkan sebagai tersangka karena memesan vaksin di distributor tak resmi yang ternyata palsu), dan perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Ada juga polisi yang menjaga keamanan.
Konferensi pers belum dimulai namun orang tua sudah merasa tak nyaman karena tempat pertemuan sempit. "Ini tempatnya sempit banget," ucap salah seorang ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan mengeluarkan isi rekam medis pasien tersebut sehabis acara ini. Yang kedua, sehubungan adanya vaksin palsu di RSIA Sayang Bunda, Pondok Ungu Permai Sektor 5 Blok A 1, Senin 18 Juli pukul 09.00 telah dilakulan imunisasi wajib untuk 21 anak yang terverifikasi oleh Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu tersebut," kata dokter Teguh.
Mendengar penyataan itu, orang tua yang anaknya tidak mendapat vaksin ulang berteriak. Mereka meminta RS bertanggung jawab.
"Anak-anak yang lain gimana nasibnya. Kenapa cuma 21 saja!" ucap salah satu orang tua.
"Cuma 21, tapi di sini ratusan. Tanggung jawab! Ganti uang kita, ganti uang kita," ucap orang tua lainnya.
Jumpa pers di RS Sayang Bunda rusuh (Foto: Nathania Riris Michico/detikcom) |
Kondisi semakin kacau, para orang tua terus berteriak-teriak. Di luar ruangan, orang tua yang tadinya menunggu memaksa masuk ke dalam ruang pertemuan. Mereka lari mencoba mendekati direktur RS yang sedang membacakan pernyataan sikap. Namun usaha mereka dihalangi polisi hingga terjadi saling dorong. Orang tua menganggap penjelasan yang diberikan pihak RS tidak memuaskan.
"Pokoknya tanggung jawab. Ganti uang kami, ganti rugi, nggak usah banyak omong!" kata salah satu orang tua dengan nada emosi.
Melihat suasana semakin tak terkendali, dr Teguh lari ke lantai 2 gedung. Di lantai 2 itu terhubung dengan gedung RS. Massa mencoba mengejar namun dijaga oleh polisi.
Hingga pukul 15.20 WIB para orang tua masih menunggu pihak rumah sakit untuk memberikan penjelasan. Puluhan anggota polisi dan TNI berjaga-jaga untuk mengamankan pertemuan.
Jumpa pers di RS Sayang Bunda (Foto: Nathania Riris Michico/detikcom) |












































Jumpa pers di RS Sayang Bunda rusuh (Foto: Nathania Riris Michico/detikcom)
Jumpa pers di RS Sayang Bunda (Foto: Nathania Riris Michico/detikcom)