Polri Minta RS Elisabeth Bekasi Cepat Tangani Kasus Vaksin Palsu

Polri Minta RS Elisabeth Bekasi Cepat Tangani Kasus Vaksin Palsu

Wisnu Prasetiyo, - detikNews
Senin, 18 Jul 2016 10:40 WIB
Jenderal Tito Karnavian/Foto: Idham Kholid/detikcom
Jakarta - Pertemuan para orang tua anak korban vaksin palsu dengan perwakilan RS Elisabeth Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (16/7/2018) petang, berlangsung ricuh. Polri telah melakukan antisipasi agar kasus ini tak terulang.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyampaikan kronologi kericuhan di RS Elisabeth, Bekasi, Jawa Barat, yang diterima detikcom, Senin (18/7/2016) pagi. Kasus tersebut diketahui terjadi pada Sabtu (16/7) petang.

Ketika itu para orang tua anak korban vaksin palsu mengadakan pertemuan dengan pihak RS Elisabeth. Dalam pertemuan itu hadir Direktur RS Elisabeth dr Antonius Yudianto serta pengacara rumah sakit tersebut bernama Azaz Tigor Nainggolan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat Direktur RS Elisabeth memberi penjelasan tentang tanggung jawab RS terhadap pasien vaksin palsu, beberapa orang tua korban marah. Marahnya mereka karena pada Kamis (14/7) sudah ada kesepakatan dengan pihak RS Elisabeth.

Keluarga korban yang marah dan emosi menggebrak meja dan mendekati pengacara rumah sakit Tigor Nainggolan. Tigor diusir dari pertemuan.

Suasana kemudian agak memanas, namun tetap terkendali. Dalam situasi memanas tersebut terjadi dorong-dorongan dan ada yang terkena pukul dengan luka ringan oleh kelompok keluarga korban vaksin palsu. Para korban kemudian membuat laporan polisi di Polresta Bekasi Kota. Mereka adalah Yustinus Marwan, Ruci Adiputra serta dr Antonius Yudianto.

Atas adanya kasus itu, Kapolresta Bekasi Kota Kombes Pol Herry Sumaji didampingi Kabag Ops Kompol Agung Budi Leksono dan Kasat Intelkam Kompol H Saimin kemudian datang ke RS Elisabeth, Minggu (17/7) pukul 14.20 WIB. Hadir juga Satgas Vaksin Palsu dari Dinkes Kota Bekasi, BPPOM, dan IDI.

Dalam pertemuan itu, dianalisis kericuhan pada Sabtu (16/7) terindikasi karena adanya pemaksaan kehendak ke Direktur RS Elisabeth dalam menuangkan surat pernyataan.

Pada kesempatan itu ibu Puspo Rini dari Dinkes Kota Bekasi menyampaikan agar pihak RS Elisabeth menyiapkan data untuk menjelaskan kepada orang tua pasien. Data yang dimaksud adalalah data sejak kapan rumah sakit bekerja sama dengan CV Azka Medica. Dari pengumuman pemerintah, hanya 3 RS yang mengunakan Vaksin palsu dari CV Azka Medica yaitu RS Hosana dan Rs Elizabeth Rawalumbu, serta RS Permata Bekasi Mustika Jaya. RS Elisabeth juga harus memperlihatkan kepada orang tua secara transparan baik jenis obat atau vaksin agar tidak menimbulkan gerak yang anarkis dari orang tua pasien.

Kapolresta Bekasi Kota Kombes Pol Herry Sumaji pada kesempatan itu juga menjelaskan, kehadiran aparat Polri agar tidak terjadi kericuhan kembali. Kabag Ops Kompol Agung menambahkan, sudah menjadi tanggung jawab Polri hadir melindungi warga Bekasi. Dirinya melihat dalam kasus vaksin palsu di rumah sakit ini, ada indikasi orang tua korban dimanfaatkan pihak lain untuk membuat situasi keruh atau tidak kondusif.

Polri sendiri telah melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait untuk mengantisipasi adanya keributan. Penjagaan dilakukan tak hanya di RS Elisabeth Rawalumbu, namun juga di RS Hosana Medica Rawalumbu dan RS Permata Mustikajaya.

Polri juga telah melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit dan pendekatan dengan keluarga korban atau perwakilan keluarga korban, untuk tertib dalam melakukan konsultasi dan tuntutan. Aparat juga melakukan penyelidikan dan antisipasi pihak ketiga seperti dari ormas atau LSM yang dimungkinkan memanfaatkan situasi menjadi keruh. Rumah sakit dan pihak-pihak terkait juga diminta melakukan penanganan cepat dan tepat agar permasalahan ini tidak berlarut.

RS Elisabeth sendiri telah menyiapkan posko vaksin, Minggu (17/7) dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB. Pihak rumah sakit mendata korban vaksin dan memberi rujukan atau pengantar untuk melakukan medical check up. Medical chek up dilakukan untuk mengetahui apakah anak terindikasi vaksin palsu atau tidak.

Medical check up anak korban vaksin palsu tergantung orang tua. Jika tak mau di RS Elisabeth, biayanya bisa direimburse ke rumah sakit ini. Teknis pembayaran, keluarga korban vaksin palsu menyerahkan kwitansi pembayaran medical chek up ke RS Elisabeth dan selanjutnya biaya yang dikeluarkan akan diganti langsung.

Apabila hasil medical chek up anak terindikasi palsu maka akan dilakukan vaksin ulang dengan biaya ditanggung RS Elisabeth.
Itu dengan catatan bahwa pihak RS Elisabeth mulai melakukan kerja sama dengan CV Azka Medika yang merupakan distributor vaksin palsu mulai bulan November 2015 sampai dengan 02 Juli 2016. Jumlah anak yang menggunakan vaksin dari CV Azka Medica sebanyak 159 anak.
(bar/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads