Untuk diketahui, Rabin saat itu tengah melakukan perjalanan dari Belanda untuk kembali ke Tanah Air. Sebelum ke Indonesia, Ia harus transit terlebih dulu di Turki.
"Jadi saya mendarat dari Amsterdam untuk mengunjungi Ibu saya. Sampai Turki itu pukul 00.00. Saya merasa kok aneh, saya masuk bandara kebingungan karena nggak ada security check. Terus saya lihat orang orang kelihatan bingung semua," kata Rabin saat berbincang dengan detikcom melalui sambungan telepon, Minggu (17/7/2016) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiba-tiba ada teriakan gitu, saya lihat orang-orang pada geradak-geruduk berlarian. Mereka turun berhimpitan, ada yang kakinya keseleo sampi akhirnya harus digendong sama keluarganya," ungkap dia.
"Terus saya mulai dengar ada ledakan, saya mikirnya itu ledakan dari pesawat. Sekitar 4 sampai 5 kali. Saya takut banget saat itu," imbuhnya.
Lebih lanjut, Rabin menceritakan soal kepanikan para pengunjung bandara yang semakin menjadi-jadi memasuki pukul 03.00 dini hari waktu setempat. Kemudian, Ia juga mengungkapkan bahwa ada penjarahan di toko-toko makanan saat itu.
"Orang-orang udah pada nangis aja, terus yang saya rasa aneh ada orang-orang yang ngeluarin bendera Turki gitu. Terus mereka teriak protes gitu kayaknya ya," ujarnya.
Saat itu hingga pukul 04.30 Sabtu dinihari, kata Rabin, petugas bandara belum nampak terlihat. Suasana mulai kondusif saat petugas informasi mengabarkan, jadwal penerbangan kembali normal pada pukul 07.00. (fjp/fjp)











































