Ratusan Ortu 'Korban' Vaksin Palsu Terus Berdatangan ke RS Harapan Bunda

Kasus Vaksin Palsu

Ratusan Ortu 'Korban' Vaksin Palsu Terus Berdatangan ke RS Harapan Bunda

Ahmad Ziaul Fitrahudin - detikNews
Minggu, 17 Jul 2016 13:43 WIB
Suasana Posko Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda, hari ini Minggu, 17 Juli 2016. (Foto: Ahmad Ziaul/ detikcom)
Jakarta - Ratusan orang tua terus berdatangan ke Rumah Sakit Harapan Bunda untuk melaporkan anaknya yang mendapatkan vaksin palsu di rumah sakit tersebut. Pantauan detikcom di posko pengaduan RS Harapan Bunda, hingga tengah hari ini ada 146 orang tua yang mendaftarkan anaknya sebagai penerima vaksin palsu.

RS Harapan Bunda sudah membuka posko pengaduan ini mulai Kamis (14/7/2016) kemarin. Sejak itu ratusan orang tua terus berdatangan melaporkan bahwa anaknya telah mendapatkan vaksin palsu.


Suasana Posko Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda, hari ini Minggu, 17 Juli 2016. (Foto: Ahmad Ziaul/ detikcom)


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya posko dibuka di ruang Hospital Service Controller (HSC) tempat para pasien keluar-masuk mendaftar. Hari ini posko digelar di dekat tempat parkir.

"Sudah ratusan lebih (orang tua) yang mendaftar. Tapi angka pastinya belum tahu," kata salah seorang staf Posko Nunung di RS Harapan Bunda Jl. Raya Bogor, Jakarta Timur, Minggu (17/7/2016).

Posko RS Harapan Bunda untuk pengaduan vaksin palsu ini buka setiap hari dari pukul 08.00 WIB sampai 12.00 WIB siang. Posko dilayani oleh 4 orang petugas dan penjaga.

Menurut Nunung proses pendataan penerima vaksin palsu ini masih panjang. "Setelah pendataan ini, proses masih panjang nanti ada verifikasi data, terus pengecekan apakah perlu divaksin ulang atau tidak," kata dia.

"Nanti juga akan dilihat lagi nomor rekam medis dan buku vaksinnya," tambah Nunung.


Suasana Posko Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda, hari ini Minggu, 17 Juli 2016. (Foto: Ahmad Ziaul/ detikcom)


Roby (40), salah satu orang tua anak mengaku tak masalah dengan lamanya proses verifikasi itu. Bagi dia yang penting ada kepastian dan tanggung jawab dari pihak rumah sakit.

"Harus ada kejelasan dari rumah sakit dan rumah sakit harus bertanggung jawab karena vaksin ini ke depan akan berpengaruh terhadap masa depan anak-anak," kata Roby.

(erd/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads