"Kudeta militer di Turki itu ada kata-kata yang bisa diingat, karena apa yang terjadi di Turki itu Empire Strikes Back, di mana militer mencoba mengambil alih kekuasaan," ucap Salim dalam diskusi Kudeta Militer Turki di Resto Pempekita, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (16/7/2016).
![]() |
Salim menganalisis kudeta di Turki gagal karena tak ada dukungan dari rakyat. Jika ada dukungan rakyat, maka besar kemungkinan kudeta itu bisa berhasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prof Salim menyebut penolakan masyarakat terhadap kudeta bukan berarti dukungan kepada Erdogan. Dia melihat masyarakat berjuang untuk kebebasannya sendiri.
"Apakah masyarakat mendukung Erdogan? Belum tentu. Masyarakat yang turun ke jalan itu mendukung kebebasan mereka sendiri, mendukung supremasi sipil," tambahnya.
"Sedangkan tentara sendiri yang ingin melakukan strike back dalam melakukan kudeta tak ada pihak sekulernya, karena mereka sendiri tertekan lantaran seniornya ditangkap," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, upaya kudeta yang dilakukan salah satu faksi militer di Turki berujung kegagalan, meski menelan korban jiwa. Sebanyak 42 orang tewas di ibu kota Ankara dan lebih dari 130 orang telah ditangkap terkait upaya kudeta.
Kudeta ini memang hanya terjadi beberapa jam saja. Kudeta tidak didukung militer sepenuhnya. Angkatan Darat dan Angkatan Laut Turki yang merupakan kekuatan penting, tidak sepenuhnya berada di faksi militer yang melakukan kudeta.
(tor/tor)












































