Posko Pengaduan Vaksin Palsu Belum Didirikan oleh RS Harapan Bunda

Posko Pengaduan Vaksin Palsu Belum Didirikan oleh RS Harapan Bunda

Jabbar Ramdhani - detikNews
Jumat, 15 Jul 2016 18:13 WIB
Ortu Korban Vaksin Palsu Protes ke RS Harapan Bunda (Foto: Rengga Sancaya)
Jakarta - Direktur Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, dr Finna berjanji akan membuat posko pada Jumat ini untuk menangani ratusan orang tua bayi korban vaksin palsu di rumah sakit tersebut. Namun hingga kini belum ada posko yang didirikan.

Pada saat jumpa pers di RS Harapan Bunda pada Kamis (14/7) tengah malam, Finna mengatakan pihaknya akan bertanggung jawab menangani ratusan orang tua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu. Salah satunya adalah membuat posko pengaduan.

Detikcom melakukan pemantauan di RS Harapan Bunda, Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016). Sejak pagi hingga sore ini pukul 17.00 WIB, tak tampak ada posko pengaduan yang dijanjikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam jumpa pers di halaman parkir samping RS Harapan Bunda, Ketua Komite Medik RS Harapan Bunda dr Seto Hanggoro ditanya soal tidak adanya posko yang dijanjikan Dirut RS Harapan Bunda. Dia kemudian mengatakan posko sudah ada di ruang Hospital Service Controller (HSC).

Pernyataannya itu sontak dibantah para orang tua. Ruang HSC tersebut sangat kecil, hanya mampu menampung beberapa orang. Jelas itu bukanlah posko pengaduan yang dijanjikan sebelumnya. dr Seto kemudian mengatakan posko akan dibuat secepatnya.

Para orang tua meminta agar posko pengaduan dibuat dalam tempo secepat-cepatnya. Posko ini dirasa sangat perlu agar penanganan pengaduan soal vaksin palsu bisa satu pintu, tidak dioper kesana kemari.

"Pihak RS Harapan Bunda juga harusnya menyediakan konsumsi untuk orang tua yang anak-anaknya jadi korban. Tapi ini posko pun tidak ada. Mereka hanya janji-janji palsu sejak kemarin. Sudah pakai vaksin palsu, janjinya pun palsu," ujar salah satu ibu yang dua anaknya jadi korban.

Jumpa pers itu sendiri berlangsung ricuh dan penuh sumpah serapah terhadap rumah sakit Harapan Bunda ini. Panggung dadakan yang disiapkan sempat roboh saat dr Seto berbicara.

Sejak awal naik panggung, dr Seto dihujani hujatan karena menyebut RS Harapan Bunda terindikasi menggunakan vaksin palsu. Dia disebut bermain kata-kata. Padahal sudah jelas Kemenkes dan Bareskrim menyebut RS Harapan Bunda adalah satu dari 14 rumah sakit yang menggunakan vaksin palsu.

Dirut RS Harapan Bunda sendiri telah mengatakan bahwa rumah sakitnya menggunakan vaksin palsu untuk vaksin jenis pediacel yang beredar sejak Maret hingga Juli 2017. Vaksin ini adalah vaksin kombinasi untuk diphetri, tetanus, pertussis, polio dan lainnya. Vaksin ini merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi.

Ucapan Dirut RS Harapan Bunda itu sendiri tak dipercayai orang tua korban.

Bareskrim sendiri telah menetapkan dua orang dari RS Harapan Bunda menjadi tersangka. Mereka adalah seorang suster bernama Irna dan satu lagi disebut Bareskrim seorang dokter berinisial I yang diketahui para orang tua sebagai dokter Indra di bagian dokter anak.



(dnu/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads