Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, menjelaskan, tema tersebut diambil sebagai bentuk kepedulian kaum etnik atau adat di Indonesia dan dunia yang semakin terpinggirkan oleh perkembangan perkebunan dan industri.
"Masyarakat baduy dan kampung naga di Indonesia atau aborigin di Australia dan indian di Amerika adalah orang-orang yang komitmen terhadap lingkungan dan sangat bergantung pada kearifan lokal. Namun secara umum mereka mengalami tekanan yang kuat dari sector perkebunan dan industry," jelas Dedi kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Purwakarta, Jumat (15/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedi mengatakan, hal tersebut dirasa perlu lantaran cikal bakal sebuah negara atau daerah tak bisa lepas dari kehidupan para kaum adat. Sehingga dengan demikian masyrakat akan kembali menyadari betapa pentingnya kaum adat sebagai bagian dari sejarah kehidupan.
"Purwakarta sebagai bagian dari Jawa Barat, Indonesia, dan masyrakat dunia mengajak seluruh masyarkat untuk peka terhadap kaum etnik. Jangan paksa mereka untuk hidup modern, kita hanya harus menjaganya dengan cara menjaga lingkungan tempat mereka tinggal," ucapnya.
Untuk di ketahui pada tanggal 20 Juli ini Purwakarta telah menginjak usia 185 tahun, sementara sebagai Kabupaten Purwakarta memasuki usia 48 tahun. Dalam perayaan hari jadi kali ini banyak acara yang akan diselenggarakan oleh Pemkab Purwakarta.
Di antaranya adalah berbagai macam festival dan acara music, juga pemecahan rekor dunia. Dan puncaknya pada 27 Agustus mendatang akan diselenggarakan Karnaval Sampurasun World Ethnic Festival yang akan dihadiri oleh tamu undangan dari Amerika, Jepang, Afrika, Rusia, Australia, Selandia Baru, Meksiko, Cina, dan Mesir. (trw/trw)