"Kami RS Harapan Bunda turut prihatin. Kami sampaikan, bahwa memang benar, di RS Harapan Bunda pernah ada edaran vaksin yang diduga palsu," tutur Fina di RS Harapan Bunda, Jl. Raya Bogor, Ciracas, Kamis (14/7/2016).
Fina mengatakan bahwa pihak RS tidak mengetahui tentang adanya peredaran vaksin palsu di pasien. Namun, ia menyerahkan kepada pihak kepolisian untuk mengusut dan menindak para pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fina menyatakan, bahwa vaksin palsu yang beredar di RS Harapan Bunda adalah vaksin Pediacel. Dan vaksin ini sudah beredar sejak Maret hingga Juni 2016.
"Sesuai dengan hasil temuan hingga hari ini hingga 18.30 WIB, jadi bahwa vaksin palsu yang beredar di sini adalah vaksin Pediacel. Bulan Maret sampai awal Juni 2016 ini," ucapnya.
"Besok kita koreksi dengan tim spesialis anak untuk membuka kembali data kami. Besok silakan datang, kita verifikasi, cocokkan dengan tim Bareskrim dan Kemenkes," kata Fina.
Pihak RS Harapan Bunda mengharapkan kehadiran para orang tua pasien besok hari. Namun, mereka menolak. Mereka meminta untuk diberikan penjelasan malam ini juga.
Tak lama kemudian, Fina meninggalkan lokasi. Para orang tua pasien merasa belum mendapatkan penjelasan yang memuaskan. Sempat terjadi dorong-dorongan antara mereka dan petugas keamanan.
Fina kemudian dikejar hingga akhirnya dia masuk ke ruangan Hospital Service Center (HSC). Para orang tua terus meneriaki Fina hingga akhirnya ada perwakilan mereka yang menemui di ruang HSC.
Fina diminta menandatangani pernyataan yang berisi kronologi masuknya vaksin palsu ke RS tersebut. Hingga kini para orang tua masih menunggu di RS Harapan Bunda. (bag/bag)











































