"Kita suruh beli kabel saja untuk menyambung. Ganti kabel," kata Ahok di Kantor Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (14/7/2016).
Diduga, ada kabel di bawah tanah yang mengalami korsleting. Namun menurut Ahok bila kabel mengalami korslet, seharusnya tidak menimbulkan masalah. Sebab kabel yang digunakan untuk mengalirkan listrik berada di atas, membawa arus dari PLTU Muarakarang milik PLN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan-jangan beli di Glodok (pusat perbelanjaan elektronik di Jakarta), di bawah Rp 200 juta tuh kabel," ucap Ahok, kesal, di Balai Kota Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan.
Dulu, saat kasus matinya pompa air pada Februari 2015, Ahok meminta penggantian kabel yang menyalurkan listrik dari transformator (trafo) listrik ke mesin pompa air. Namun petugas terkait kala itu bilang, butuh Rp 200 juta dan harus menunggu lelang.
"(Ahok menjawab saat itu) Aku yang bayar deh. Kurang ajar, aku bulang, padahal Rp 200 juta lebih mesti lelang," tutur Ahok.
(dnu/fdn)











































