Bagaimana Pertanggungjawaban RS yang Masuk Daftar RS Pengguna Vaksin Palsu?

Bagaimana Pertanggungjawaban RS yang Masuk Daftar RS Pengguna Vaksin Palsu?

Ahmad Toriq - detikNews
Kamis, 14 Jul 2016 17:53 WIB
Foto: Ilustrasi oleh Mindra Purnomo/detikcom
Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Moeloek akhirnya membuka daftar rumah sakit yang menerima vaksin palsu. Ada 14 rumah sakit menerima vaksin ini. Bagaimana pertanggungjawaban pihak rumah sakit?

Ke 14 rumah sakit yang menerima vaksin palsu ini sesuai data Menkes Nila adalah: RS Harapan Bunda (Jakarta Timur), RS DR Sander (Bekasi), RS Bhakti Husada (Bekasi), RS Sentra Medika (Cikarang-Bekasi), RSIA Puspa Husada (Bekasi), RS Karya Medika (Bekasi), RS Kartika Husada (Bekasi), RS Sayang Bunda (Bekasi), RS Multazam (Bekasi), RS Permata (Bekasi), RSIA Gizar (Bekasi), RS Hosana (Cikarang), RS Elizabeth (Bekasi) dan RS Hosana (Bekasi).

Salah seorang ibu, Irene, mengaku kaget dan sedih membaca daftar ke 14 rumah sakit yang menerima vaksin palsu ini. Soalnya Rumah Sakit Harapan Bunda, adalah tempatnya memberikan imunisasi kepada putrinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sedih, marah. Dari list yang kemarin beredar, tidak ada nama Rumah Sakit Harapan Bunda. Sekarang ternyata ada, kecewa sekali saya," ujar Irene saat berbincang lewat telepon, Kamis (14/7/2016).

Dijelaskan Irene, dirinya melakukan kontrol kehamilan hingga melahirkan secara caesar di Rumah Sakit Harapan Bunda. Imunisasi juga dilakukannya di rumah sakit tersebut.

"Putri saya dari umur 3 bulan hingga 8 bulan imunisasi di RS Harapan Bunda. Dari DPT 1 dan 2, hepatitis, polio, flu, dan lainnya," jelasnya.

Irene mengatakan, pemerintah dan pihak rumah sakit yang terbukti menggunakan vaksin palsu ini harus bertanggung jawab.

"Tindakan pemerintah untuk rumah sakit yang terbukti menggunakan vaksin palsu ini apa? Apa iya cukup dengan menyuruh vaksin ulang. Tentu tidak. Pihak rumah sakit seharusnya sudah tahu, punya data dari mana vaksin yang mereka terima. Pemerintah harus tindak semua yang terlibat, hukum berat," ujarnya.

"Rumah sakit Harapan Bunda harus tanggung jawab. Saya mengeluarkan biaya yang tidak sedikit pula untuk biaya vaksin di rumah sakit tersebut, belum lagi waktu yang terbuang. Saya juga belum tahu dampak apa yang bisa ditimbulkan dari vaksin palsu itu jika masuk ke tubuh anak saya," tegasnya.

detikcom sudah mendatangi Rumah Sakit Harapan Bunda di Ciracas, Jakarta Timur, untuk meminta konfirmasi sekitar pukul 17.00 WIB, Kamis (14/7) hari ini. Namun pihak rumah sakit belum memberi pernyataan. Dirut dan pihak humas dinyatakan sudah pulang.

(hri/hri)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads