Pegiat antikorupsi Emerson Yuntho menyampaikan, sesuai titah Presiden Jokowi, yang perlu ditekankan adalah reformasi di internal Polri. Tito bisa memulainya dari perekrutan, Akpol, bintara, atau sarjana polisi.
"Harus benar-benar clean, bersih. Jangan ada yang masuk karena membayar uang atau karena anaknya siapa," jelas Emerson, Rabu (13/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian berlanjut pada proses sekolah. Ada Sespimen hingga Sespimpti, dan lainnya," jelas Emerson.
Ketika seorang anggota polisi memang disekolahkan karena prestasinya dan karena memang dia pantas, tentu ini akan memacu polisi bekerja sungguh-sungguh mengabdi. Bukan karena dia kenal dengan siapa, dekat dengan siapa, atau juga membayar ke siapa.
"Ini penting membangun kultur Polri yang bersih berintegritas dan profesional," urai dia.
Setelah itu, yang terpenting dalam proses tour of duty dan mutasi sebagai kepala satuan wilayah. Faktor kompetensi atau merit system mesti ditekankan. Seseorang menjadi kepala satuan wilayah karena bisa dan memiliki syarat ketat, utamanya kepemimpinan, integritas, dan profesionalitas.
"Jadi tidak akan ada lagi saling curiga mencurigai ketika sesorang digeser, karena ada kedekatan atau apa. Ini yang akan membuat Polri solid. Ini reformasi dari hulu ke hilir," ungkapnya.
Emerson yakin Tito mampu dan bisa melaksanakan reformasi yang dimintakan Jokowi. Tito memiliki kesempatan dan kemampuan.
"Kita berharap pada Jenderal Tito untuk Polri yang semakin baik dan dicintai masyarakat," tutup Emerson. (dra/dra)











































