"Situs Ciletuh atau batu mirip bidak di Sukabumi diperkirakan memiliki kaitan dengan Situs Gunung Padang karena sama-sama merupakan peninggalan megalitik atau batu besar dan berorientasi ke laut. Ada satu lagi persamaannya yang mungkin dapat memberikan gambaran siapa para pembuat peninggalan-peninggalan tersebut," jelas Arkeolog UI Ali Akbar, Rabu (13/7/2016).
Ali yang dikenal lama meneliti Gunung Padang dan juga sudah melihat artefak bidak catur itu yakin kalau kedua situs bersejarah itu buatan manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ali, kondisi di situs bicak catur mirip dengan Situs Gunung Padang. Sekitar 4 kilometer dari Gunung Padang terdapat pertambangan emas Cikondang yang beroperasi sejak penjajahan Belanda sampai sekarang. Hal ini menunjukkan potensi emasnya cukup banyak.
"Jika dilihat lagi kaitan yang lebih luas dengan situs-situs lainnya di sekitar Cianjur dan Sukabumi terdapat situs-situs megalitik yang dekat dengan potensi emas misalnya Situs Sukanagara dan situs-situs di Cisolok. Dari situs-situs tersebut juga dapat melihat laut selatan," ungkap dia.
Ali mengungkapkan, mengingat situs-situs megalitik tersebut berasal dari masa Prasejarah, maka tidak ada tulisan apa pun untuk mengetahui manusia pembuatnya, nama kerajaannya, atau pun nama rajanya.
"Saya pribadi untuk sementara menggunakan istilah Bangsa Kekar Tiang untuk menyebut masyarakat yang membuat peninggalan-peninggalan tersebut. Bangsa ini sedikitnya tersebar di Cianjur, Sukabumi, bahkan Banten. Bangsa ini kerap menggunakan batu kekar tiang (columnar joint) untuk membuat bangunan atau struktur, religius, mampu mengetahui potensi emas dan menggunakannya, dan memiliki relasi dengan laut serta kemampuan untuk berinteraksi lebih luas lagi melalui laut," beber Ali.
"Jika pada masa modern ini ingin berkunjung ke situs-situs tersebut, akan mengalami kesulitan karena umumnya ditempuh dari utara melalui perbukitan yang menanjak dan berkelok, maka nenek moyang kita tampaknya justru menggunakan akses selatan melalui lautan. Situs-situs megalitik lebih mudah diakses melalui laut selatan," tambah dia lagi.
(dra/dra)