"Bayang-bayang suatu benda yang berdiri tegak lurus di mana saja pada jam itu akan mengarah ke Kabah," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Muhammad Thambrin dalam siaran pers, Rabu (13/7/2016).
Thambrin menjelaskan, berdasarkan tinjauan astronomis/falak, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meluruskan arah kiblat, seperti menggunakan kompas, theodolit, serta fenomena posisi matahari melintas tepat di atas Kabah yang dikenal dengan istilah istiwa a'zam atau rashdul kiblat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan lot/bandul; Kedua, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata; dan ketiga, jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, atau Telkom.
Jika ketiga tahapan itu sudah dilakukan, maka bayangan benda yang digunakan untuk memverifikasi itu akan mengarah ke Kabah.
Fenomena alam yang sama juga terjadi pada Jumat 27 Mei 2016. Saat itu, matahari melintas tepat di atas Kabah pada pukul 16.18 WIB dan 17.18 WITA. (nwy/nrl)