Acara halalbihalal digelar di Plasa Insan, Kemendikbud, Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (12/7/2016) pagi tadi. Sebanyak 1.500 karyawan Kemendikbud hadir dengan mengenakan baju adat.
Selain itu, acara juga diisi tausiah dari Prof Dr Said Agil Munawar. Kemudian ada pula penampilan Ngedulak Takbir diiringi grup Perkusi Bandung Society yang memeriahkan acara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seiring Lebaran Idul Fitri ini saya memohon maaf lahir batin. Harapannya kita semua semakin meningkatkan kinerja dan saling bekerja sama," kata Anies dalam keterangan tertulisnya.
"Jadi, selamat bersibuk kembali," sambung Anies yang disertai gelak tawa para pegawai.
Pemakaian baju adat dijelaskan Anies sudah menjadi tradisi pegawai Kemendikbud satu tahun terakhir ini. Semangat dan nilai persatuan Pancasila diharapkan mengingatkan mereka tentang identitas dari Indonesia.
"Sejak setahun terakhir Kemdikbud mengajak pegawainya untuk mengenakan baju adat setiap Selasa di minggu pertama dan ketiga setiap bulannya. Maka ketika halalbihalal kali ini digelar pada hari Selasa tentu pemandangan berbagai baju adat dari seluruh Nusantara bisa disaksikan di sana," paparnya.
Sementara itu, salah satu pegawai Kemendikbud, Triesni Andriyati, mengaku pakaian adat yang digunakan tidak menghilangkan makna nasionalisme. Malah justru, menurut Triesni, pemakaian pakaian adat menambah persatuan sebagai masayarakat Indonesia.
"Merinding. Karena seperti halalbihalal sama saudara dari Sabang sampai Merauke. Kalau diperhatikan tadi dari ujung barat sampe ujung timur terwakili loh pakaian adatnya, " ujarnya sembari memperlihatkan songket Riau yang ia kenakan.
Lain halnya dengan Dr James Modouw, Staf Ahli Mendikbud bidang Hubungan Pusat dan Daerah, yang mengatakan kementerian ini juga mengurusi nilai-nilai kebudayaan daerah bangsa Indonesia. Tentu kebiasaan baju adat akan mempererat hubungan persaudaraan antar suku.
"Ini bagus sekali. Di Kementerian yang mengurus kebudayaan kita meneguhkan apa yang dikatakan Bung Karno 'Kita mesti menjaga dan membesarkan budaya kita, dibanding budaya dari luar'. Saya usul seragam baju adat jangan hanya dua minggu sekali, tetapi setiap seminggu sekali," tutup James. (edo/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini