Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat dikonfirmasi soal kemungkinan senjata dimasukkan dalam rombongan main group presiden lewat pesawat kepresidenan mengatakan, hal ini masih diselidiki. Namun dia tak menampik ada kemungkinan itu agar proses masuknya barang lebih mudah.
"Itu yang kita tanyakan dia bisa masuknya gimana. Tapi dia belinya legal hanya masuknya ke Indonesia yang tidak legal. Bisa saja masuk main group lebih gampang," terang Gatot di Istana Negara, Jl Veteran, Jakpus, Senin (11/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senjata-senjata berjenis hand gun yang jumlahnya disebut mencapai 22 pucuk itu sudah disita pihak POM TNI. Gatot menyebut senjata hanya berjumlah 7-8 pucuk. Senjata itu digunakan untuk kepentingan latihan, bukan dijual kembali.
Gatot menyebut banyak anggota Paspampres yang terlibat dalam urusan ini. Semuanya sudah diberi sanksi administrasi. Sebagian besar mereka adalah rombongan yang melekat pada pengamanan RI-1 dan RI-2.
Terakhir, Gatot menegaskan tak boleh ada pembelian senjata atas nama individu. Semua pembelian harus lewat institusi. "Semua prajurit tak boleh beli perorangan. Kayak saya beli perorangan. Saya beli perorangan boleh tapi lewat perbakin. Walaupun saya panglima TNI. Apapun kepentingannya prosedurnya dia yang salah. Itu yang dikatakan salah," tegasnya. (mad/mad)