Permintaan maaf dari Luhut ini dipublikasi melalui akun twitter Kemenko Polhukam, @PolhukamRI, Minggu (10/7/2016).
"Menko Polhukam Luhut Pandjaitan minta maaf kepada masyarakat atas jatuhnya korban jiwa selama tanggal 3-5 Juli lalu," demikian cuitan @PolhukamRI pada sekitar pukul 18.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya Mendagri atas nama Pemerintah menyampaikan permohonan MAAF kpd masyarakat yg #Mudik khususnya kpd keluarga yg tertimpa musibah," ujar Tjahjo.
(Baca juga: 12 Orang Meninggal Dunia Akibat Terjebak Macet Horor di Brebes)
Pemerintah menurut Tjahjo sudah berupaya maksimal mempercepat pembangunan jalan tol dan memperbaiki jalan-jalan di jalur mudik. "Adanya musibah dan msh adanya kekurang-nyamanan dlm perjalanan, menjadi evaluasi kami pemerintah khususnya Kemendagri," imbuh Tjahjo
Pada arus mudik dan arus balik, Pemda-pemda sambung Tjahjo sudah berkoordinasi dengan instansi terkait. Kemendagri juga sudah mengeluarkan radiogram kepada kepala daerah terkait arus mudik.
"Dan saya yakin kepala daerah sdh kerja keras dan koordinasi serta menggerakkan aparat daerahnya," imbuhnya.
Selain itu kepolisian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan menurut Tjahjo sudah bekerja keras untuk melayani masyarakat saat arus mudik.
Kementerian Kesehatan sebelumnya membenarkan kejadian meninggalnya belasan orang saat arus mudik. Dampak kemacetan seperti kelelahan diduga menjadi pemicu gangguan kesehatan yang memperparah penyakit khusus yang sudah diderita sehingga menyebabkan kematian.
Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/7/2016), Kemenkes menyebutkan peristiwa meninggalnya belasan orang terjadi di wilayah berbeda dalam rentang waktu tiga hari yakni, hari Minggu (3/7) hingga Selasa (5/7).
Kemenkes mengatakan, ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab adanya korban yang meninggal. Kelelahan dan kekurangan cairan dapat berdampak fatal. Apalagi pada kelompok rentan anak-anak, orang tua, pemudik dengan penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, jantung yang dapat meningkatkan risiko kematian.
"Ditambah lagi kondisi kabin kendaraan yang relatif sempit serta tertutup dengan pemakaian AC terus menerus akan menurunkan oksigen serta naiknya CO2," tegas Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Achmad Yurianto.
Kemacetan parah--yang terjadi di Pejagan-Brebes--ini yang menjadi pemicu gangguan kesehatan akut yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
(fdn/Hbb)











































