Salah satu pemudik yang turut membawa saudaranya ke Jakarta adalah Jaka (28). Jaka yang berasal dari Kuningan, Jawa Barat membawa seorang saudaranya untuk ikut bekerja di Jakarta. Padahal Jaka sendiri bekerja serabutan sebagai kuli bangunan.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heri (20), saudara Jaka, mengaku berani mengadu nasib dengan hanya modal nekat. Dia yang hanya lulusan SMA mengaku tidak punya keahlian apa-apa. Hanya keinginan untuk membahagiakan orang tuanya yang memberanikan dirinya untuk datang ke Jakarta.
![]() |
"Ya gimana saya ngeliat saudara saya pas pulang punya barang-barang baru. Saya suka iri saja melihatnya, makanya saya beranikan diri ke Jakarta," ujar Heri.
"Cuma lulusan SMA saya, mau lanjut kuliah nanti dulu lah. Mau cari duit dulu buat kuliah, enggak mau nyusahin orang tua lagi," lanjutnya.
Heri nantinya akan tinggal bersama Jaka di rumah kontrakan Jaka di kawasan Gudang Seng, Jakarta Timur. Heri berharap segera bisa ikut bekerja supaya bisa mendapatkan uang. Heri berencana akan menetap di Jakarta sampai Lebaran tahun depan.
"Dibetah-betahinlah di Jakarta biar jauh dari orang tua. Nanti kalau udah punya duit banyak baru saya mau pulang ke kampung," tutupnya.
![]() |
Sebelumnya, Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat berpesan kepada para pemudik untuk tidak membawa sanak saudara saat kembali ke Jakarta. Pesan tersebut disampaikan karena arus urbanisasi dari tahun ke tahun ke Jakarta setelah Lebaran selalu meningkat.
Djarot mengingatkan bila tetap ingin ke Jakarta nakan harus memiliki keahlian dan keterampilan atau melanjutkan pendidikan. Bila tidak memiliki keahlian dan keterampilan lebih baik jangan mengadu nasib di Jakarta. Ujung-ujungnya malah menganggur dan menambah beban Pemprov DKI Jakarta. (dhn/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini