Tindakan Rasial di London Meningkat Usai Brexit, WNI Jadi Korban

Laporan dari London

Tindakan Rasial di London Meningkat Usai Brexit, WNI Jadi Korban

Adhie Ichsan - detikNews
Minggu, 10 Jul 2016 15:12 WIB
Foto: BBC World
London - Keluarnya Inggris dari Uni Eropa lewat referendum tak hanya menjatuhkan nilai mata uang Pound Sterling, tapi juga` berpengaruh pada kehidupan sosial di sana. Tindak kriminal dan insiden berlatar belakang isu rasial meningkat. Fakta ini juga diamini Wali Kota London Sadiq Khan.

"Dalam tiga minggu terakhir, sedihnya harus aku katakan...Kita melihat kejahatan rasial meningkat. Kita melihat peningkatan insiden rasial. Kita melihat orang berusaha untuk memecah belah komunitas kita dengan kebencian," kata Wali Kota London, Sadiq Khan saat acara Eid Festival di Trafalgar Square, Westminster, Sabtu (9/7) waktu setempat.

Dalam acara Eid Festival yang dimeriahkan beragam acara kebudayaan dari negara-negara muslim itu, detikcom berkesempatan bertemu dengan beberapa WNI. Dari perbincangan dengan rekan yang tinggal di Manchester, terselip pengalaman buruk yang baru saja dia alami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rika F.P, mahasiswi S2 jurusan Human Nutrition and Health di Manchester Metropolitan University itu mendapat perlakuan buruk di lingkungan kampusnya dengan latar belakang isu rasial. "Kemarin hari Lebaran pertama saya sedang menelepon ibu saya, sambil duduk di taman depan kampus," buka Rika dalam perbincangannya dengan detikcom.

"Kemudian dari arah samping ada yang menegur, 'Hei!' Setelah menoleh sebentar, saya melanjutkan berbicara dengan ibu saya di telepon. Tiba-tiba orang itu langsung berkata kasar, menunjuk-nunjuk saya, mengusir saya dan menghardik saya agar pulang ke negara asal," lanjutnya sedikit tercekat.

Dulu ketika tahun pertama tinggal di Inggris dan sempat beberapa kali mendapat perlakuan kurang baik karena warna kulit dan identitasnya, Rika mengaku kaget dan sedih. Tapi seiring dengan waktu, dia tak terlalu mau menghabiskan energi untuk orang-orang seperti itu.

"Tapi kemarin hampir mau nangis karena lagi suasana lebaran, nggak bisa pulang karena mempersiapkan disertasi. Kangen rumah, dan sedihnya saya dapat perlakuan buruk itu saat menelepon ibu saya."

Meskipun hatinya hancur, Rika tidak berusaha menunjukkan bahwa dia terluka di depan orang yang melakukan tindakan tersebut. "Karena itu hanya akan membuat dia senang melihat kita hancur," ucapnya sambil menambahkan bahwa banyak teman-temannya yang merupakan warga asli Inggris memberikan simpati dan mengutuk tindakan pelaku. Dia juga mendapatkan dukungan dari teman-teman satu perantauan dari negara-negara lain.

detikcom juga sempat berbincang dengan sopir taksi di London yang merupakan keturunan Kenya. Dia bernama Kalwan. Usianya 65 tahun dan sudah 43 tahun tinggal di Inggris.

Kalwan membenarkan bahwa serangan verbal maupun fisik dengan latar belakang isu rasial, memang meningkat di Inggris setelah Brexit. Beberapa hari usai referendum mengeluarkan hasilnya, beredar video tentang perlakuan rasis sekelompok remaja di Inggris terhadap pria keturunan Afrika di dalam bus.

"Sampai kapanpun Anda akan menemukan orang bodoh (rasis) seperti itu," ucapnya tenang.

"Mereka tidak akan pernah bisa bekerja dan membangun negara ini sendiri. Doktor brilian banyak keturunan India, saya meskipun sopir taksi yang bekerja keras sepanjang hidup saya, saya bisa menyekolahkan anak saya di Cambridge," katanya lagi. Sehingga, Kalwan menepis anggapan bahwa imigran di Eropa adalah beban.

"Banyak imigran yang keluar dari negaranya karena terpaksa. Orang-orang brilian; doktor, insinyur, dan sebagainya yang tidur dalam ketakutan."

Dalam pidatonya saat acara Eid Festival, Walikota London Sadiq Khan juga mengatakan bahwa dia tak akan memberi toleransi kepada pelaku kriminal dengan latar belakang kebencian isu rasial.

"Kami tidak akan membiarkan orang lain merusak the magic of London. Dan pesanku untuk mereka, kalian tidak akan bisa memecahbelah kita! Kita akan lebih kuat bersama-sama!" seru Sadiq yang merupakan Wali Kota London pertama yang beraga Islam itu.

(ich/Hbb)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads