"Tujuannya mau ketempat kerjaan proyek. Kemarin belum selesai pembayaran (oleh perusahaan), anak buah saya terus mendorong terus jadi saya niatkan sambil jalan kaki, Insya Allah sampai sana bisa selesai pembayarannya. Karena sampai kemarin mudik belum diberikan," kata Watimin saat bertemu dengan detikcom di ruas jalan raya Ajibarang, Sabtu (9/7/2016).
Meskipun dirinya mengantongi uang selama perjalanan, namun dirinya sudah berniat untuk tetap berjalan kaki agar dapat menyelesaikan permaslahan pembayaran dengan pengembang proyek perumahan di Kalideres.
![]() |
"Iya lah wong saya punya teman yang saya tawarin dan ajakin kerjaan di sana. Tapi pembayaran masih tertunda. Karena tidak enak sama teman-teman makanya saya coba jalan kaki, niat saya memang jalan kaki si sampai Jakarta," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti saya mau lewat Pantura. Lewat Tegal, lalu ke Cirebon, Cikampek, Kerawang, Cikarang, Bekasi, Senen. Selama perjalanan saya akan bermalam di masjid," ucapnya.
Dia mengungkapkan, pada saat mudik kekampung halamannya beberapa hari lalu dirinya memang menggunakan bus, tapi demi uang pembayaran teman-temannya selama bekerja di Jakarta, dirinya tetap bertekad untuk berjalan kaki.
"Uang ada untuk naik bus, meskipun tidak banyak, tadi juga saya lewat terminal (Purwokerto) di sana ramai, tapi niat saya memang jalan kaki jadi saya tidak ingin naik apalagi numpang kendaraan agar cepat sampai Jakarta," ungkapnya.
Dalam perjalanannya Watimin membawa bekal seadanya mulai dari pakaian ganti dan makanan seadanya yang dimasukkan kedalam tas ransel yang dipasangi kertas putih dibungkus plastik dan bertuliskan. "Dari Kroya Cilacap Jawa Tengah ke Jakarta Kalideres jalan kaki lewat Pantura. Indonesia orang Kroya pasti bisa".
Selain membawa tas ransel, Watimin yang menggunakan pakaian serba hitam dan peci dengan beralaskan sandal ini juga membawa tongkat dengan dipasangai bendera marah putih. (arb/dra)












































