Berlibur Lebaran di Kota 'Batman' Watansoppeng dan Mitos Kelelawar

Berlibur Lebaran di Kota 'Batman' Watansoppeng dan Mitos Kelelawar

Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews
Jumat, 08 Jul 2016 06:23 WIB
Foto: M Nur Abdurrahman/detikcom
Watansoppeng - Selama ini, banyak orang mengenal tokoh superhero Batman bermukim di kota Gotham, seperti dalam film-nya.

Di Sulawesi Selatan, ada kota yang sering disebut kota "Batman", karena di jantung ibu kota kabupaten Soppeng ini dijadikan tempat mangkal ribuan kelelawar. Jarak Kota Watansoppeng ini berkisar 150 kilometer dari kota Makassar, yang dapat diakses perjalanan darat sekitar 2-3 jam melalui jalur Makassar-Barru-Soppeng atau Makassar-Bone-Soppeng.

Tepat di samping masjid agung Darussalam, di jalan Merdeka, pada pagi hari kita bisa mendengar suara bising ribuan kelelawar berukuran besar atau sering disebut kalong yang bergelantungan di pohon-pohon Asam. Ketika sore hari jelang petang, ribuan kelelawar akan berterbangan untuk pergi berburu mangsa atau makanan. Menghabiskan libur lebaran, tak ada salahnya berkunjung ke kota ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mamalia terbang ini bagi warga Soppeng menjadi kebanggaan tersendiri. Salah satunya dikaitkan mitos leluhur orang Soppeng, bahwa kelelawar yang menjaga Kota Watansoppeng dari marabahaya.

Jika kelelawar-kelelawar ini pergi meninggalkan kota Watansoppeng, banyak yang percaya akan terjadi peristiwa atau musibah di kota Watansoppeng. Misalnya di masa lalu, Kerajaan Soppeng diserbu musuh-musuhnya. Atau, saat terjadi musibah kebakaran di Kota Watansoppeng yang didahului kepergian ribuan kelelawar tersebut.

Selain itu mitos tentang kelelawar ini juga menyerempet soal jodoh. Boleh percaya atau tidak, jika ada orang luar Soppeng yang melintas di bawah pohon Asam dan terkena kotoran kelelawar maka dia akan mendapat jodoh orang Soppeng.

Selain pemandangan pohon-pohon kelelawar, sekitar 50 meter, di depan Masjid Agung terdapat Villa Yuliana, bangunan bersejarah peninggalan Belanda, di era Gubernur Pemerintah Hindia Belanda Mr. C. A. Kroesen, tahun 1905.

Bangunan ini menurut sejarahnya, sengaja dibangun untuk menjadi tempat menginap Ratu Belanda dan putrinya, Ratu Wilhelmina dan Putri Yuliana yang akan berkunjung ke Soppeng. Sayangnya, kedatangan Ratu Wilhelmina dan Putri Yuliana dibatalkan karena kondisi keamanan pada Perang Dunia I tidak memungkinkan untuk melakukan kunjungannya di Sulawesi Selatan.

Nama Putri Yuliana diabadikan jadi nama villa ini. Bangunan berarsitektur perpaduan gaya Eropa-Bugis ini sering juga disebut Mess Tinggi, karena letaknya berada di dataran tinggi kota Watansoppeng.

(mna/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads