"Pendirian SGB-Utrecht di-inisiasi oleh beberapa keluarga dan mahasiswa di Utrecht yang melihat fenomena bahwa warga Indoensia di Utrecht setiap tahunnya bertambah jumlahnya, baik yang datang dengan tujuan studi maupun yang bekerja di berbagai instansi pemerintah dan swasta, namun belum ada wadah yang bisa mempersatukan mereka dan juga tempat di mana mereka bisa berkumpul, bertukar cerita dan pengalaman untuk menghilangkan kerinduan terhadap tanah air" papar Supardi Hasanuddin, yang juga ketua SGB-Utrecht, dalam keterangan pers SGB Utrecht, Jumat (8/7/2016).
Dalam sambutannya menjelang pelaksanaan shalat Ied, Supardi mengajak kaum muslimin Indonesia di Utrecht untuk bersama-sama mewujudkan mimpi indah mendirikan mesjid Indonesia pertama di Utrecht, kota pelajarnya Belanda yang terkenal dengan fakultas hukumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ruangan musala itu yang dahulunya bekas mini supermarket dan disewa 5 tahun yang lalu oleh komunitas muslim Indonesia di Utrecht untuk dijadikan musala tempat muslim Indonesia melakukan berbagai aktifitas keislaman, budaya dan sosial kemasyarakatan. Jamaah yang hadir kali ini sekitar 200 orang, sehingga tempat yang berukuran 150 m2 ini tidak mampu menampung jamaah sebesar itu, sehingga beberapa jamaah harus memakai ruangan tempat alas kaki untuk bisa ikut salat.
Dalam khutbah Id-nya, ustad Makky menjelaskan esensi dari ibadah puasa Ramadan yang dikerjakan selama sebulan penuh. Dia juga menekankan kembali hubungan antara ibadah yang dokerjakan, baik itu sholat, zakat dan ibadah-ibadah lain terutama puasa, dengan taqwa yang menjadi deliverable atau sasaran yang ingin diraih dalam menjalankan ibadah tersebut.
"Kembali kepada fitrah ini menjadi titik tekan dalam rangkaian ibadah puasa Ramadhan, yang biasanya sering disandingkan dengan ucapakan selamat yang kita berikan kepada saudara-saudara kita dengan ucapan: "Minal aidzin wal faizin"," jelas Ustad Makky.
Ustad Makky juga menyebutkan empat nilai-nilai taqwa yang diharapkan tumbuh dalam diri seorang muslim alumni pesantren Ramadhan, yakni; sifat muraqabah (perasaan senantiasa bersama Allah, SWT), muaqabah (berusaha untuk mendisiplinkan diri dlam kebaikan), muhasabah (senantiasa mengevaluasi diri) dan mujahadah (memiliki semangat nurani yg menyala-nyala dalam beramal sholih).
Selama bulan suci Ramadan SGB-Utrecht aktif melaksanakan berbagai kegiatan mulai dari tadarus bersama sambil mengkaji ayat-ayat suci Al-Quran, kajian Islam, buka puasa (iftar) bersama, salat tarawih berjamaah, dialog antar agama, pengumpulan dan penyaluran zakat, dan rangkaian kegiatan Ramadan diakhiri dengan shalat Ied berjamaah.
Seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan SGB juga diikuti oleh komunitas muslim Belanda yang tergabung dalam kelompok pengajian Bina Dakwah, yang anggotanya adalah orang-orang Belanda yang menikah dengan muslimah Indonesia.
"Meskipun tanpa tradisi ketupat yang kental dengan nuansa mudik seperti di tanah air, indahnya ukhuwah di perantauan membuat kami sedikit terobati akan rindu kampung halaman di Indonesia. Terutama setelah kami menyantap makanan ala Indonesia yang disediakan oleh ibu-ibu SGB-Utrecht bada shalat Id. Itulah berkah silaturahmi, yang semakin erat di bulan Ramadhan, tutur Ristiyanti Handayani , salah satu jamaah baru SGB yang pertama kali merayakan lebarannya bersama warga Indonesia di Utrecht. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini